Tukar Takdir, Ketika Keselamatan Menjadi Hukuman Takdir

Sabtu 18 Oct 2025 - 08:10 WIB
Reporter : Wati
Editor : Irwansyah

SUMATERAEKSPRES.IDTukar Takdir bukan sekadar film bencana, melainkan sebuah drama psikologis yang menggali kedalaman trauma, rasa bersalah, dan pergulatan batin seorang penyintas.

Disutradarai oleh Mouly Surya dan diadaptasi dari novel populer karya Valiant Budi (Vabyo), film ini menghadirkan potret emosional yang tajam tentang sisi gelap dari keselamatan itu sendiri.

Kisahnya dimulai dari tragedi penerbangan Jakarta Airways 79, yang membawa puluhan penumpang sebelum akhirnya dinyatakan hilang kontak dan ditemukan hancur di wilayah pegunungan terpencil.

Dari seluruh penumpang dan awak pesawat, hanya satu orang yang ditemukan selamat: Rawa Budiarso, diperankan dengan intens oleh Nicholas Saputra.

Namun, keselamatan Rawa bukan anugerah yang membawa kebahagiaan.

BACA JUGA:DPD AMPHURI SUMBAGSEL Jajaki Kerja Sama Strategis dengan Sumatera Ekspres

BACA JUGA:BNI Perkuat Komitmen Wujudkan Rumah Layak Huni

Ia hidup karena secara tak sengaja menukar kursi dengan seorang penumpang lain, Raldi (Teddy Syach), beberapa saat sebelum pesawat lepas landas. Raldi yang duduk di kursi Rawa akhirnya tewas dalam kecelakaan tersebut.

Pertukaran kursi inilah yang menjadi akar dari konflik batin Rawa—sebuah luka yang tak pernah sembuh.

Sebagai penyintas tunggal, ia terjebak dalam pusaran rasa bersalah dan pertanyaan eksistensial: Mengapa aku yang hidup? Trauma fisik hanyalah sebagian kecil dari penderitaan yang harus ia tanggung.

Tekanan datang dari luar, terutama ketika ia menjadi saksi kunci dalam penyelidikan kecelakaan sekaligus target amarah keluarga korban.

BACA JUGA:Pekerja Bengkel Las di Palembang Tewas Diduga Akibat Tersengat Listrik dari Stop Kontak

BACA JUGA:Lubuk Linggau 24 Tahun, Dari Kota Persinggahan Menjadi Kota Tujuan Penuh Harapan

Dua sosok perempuan hadir memperkuat kompleksitas emosional film ini:

Dita (Marsha Timothy), istri Raldi, yang dikuasai amarah dan kehilangan.

Kategori :