TNI Bentuk 6 Kodam Baru, 3 Provinsi Lepas dari Wilayah Kodam II/Sriwijaya, Tinggal Sumsel dan Babel

Sabtu 09 Aug 2025 - 19:40 WIB
Reporter : Izul
Editor : Dede Sumeks

Ketika dikonfirmasi terkait lepasnya 3 provinsi dari wilayah Kodam II/Sriwijaya, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar, mengaku tidak lagi menjabat sebagai Kapendam II/Sriwijaya.

“Saya sudah tidak di Palembang,” tulisnya melalui pesan singkat WhatsApp (WA), Sabtu (9/8).

Dari komunikasi yang terjalin kemarin, setidaknya dia menyiratkan berkurangnya 3 provinsi dari wilayah Kodam II/Sriwijaya, justru akan memperingan tugas.

“Kira2 nih, ngawasin anak 10 dengan anak 3 enak mana?,” ujarnya memisalkan kepada Sumatera Ekspres.

Lalu bagaimana nasib Komando Resor Militer (Korem) yang sebelumnya berada di bawah Kodam II/Sriwijaya, setelah terbentuknya kodam-kodam baru. Seperti Korem 041/Garuda Emas (Gamas) di Bengkulu.

Kemudian Korem 041/Garuda Putih (Gapu) di Jambi, dan Korem 043/Garuda Hitam (Gatam) di Lampung.

Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi, menjelaskan rencana penambahan dan pengembangan berbagai satuan dan struktur pada tiga matra TNI, telah melalui berbagai kajian matang. Termasuk soal anggaran.

"Memang untuk pengembangan ini, Angkatan Darat terbanyak karena ada penambahan 100 Batalyon Teritorial Pembangunan sehingga ada penambahan jumlah tamtama, bintara,” kata Kristomei, yang dalam mutasi terbaru TNI dia ditunjuk sebagai Pangdam XXI/Radin Inten.

Lanjut Kristomei, TNI juga sudah menghitung ulang berapa kira-kira kebutuhan anggaran untuk berbagai organisasi tadi, dengan berdasarkan jumlah berbagai pasukan yang dibutuhkan. Untuk penambahan Kodam baru, hanya melakukan relokasi dari satuan yang sudah ada.

Sehingga tidak ada penambahan personel baru di struktur tersebut. Kristomei mencontohkan, Kodam XIX/Tuanku Tambusai yang membawahi Riau dan Kepulauan Riau, sebelumnya berada di bawah Kodam I/Bukit Barisan. 

Kini berdiri sendiri dengan struktur Korem dan Kodim, yang sebelumnya bagian dari Bukit Barisan.

"Termasuk juga pembentukan Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol yang membawahi Sumatera Barat dan Jambi, menggunakan struktur Korem dan Kodim dari Kodam II/Sriwijaya. Jadi, tidak ada penambahan (personel baru) di sini," jelasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI-AD Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, menambahkan pembentukan 100 batalyon dan 20 satuan teritorial pada TNI-AD dilakukan secara bertahap dengan pendekatan efisien. 

Setiap batalyon baru berisikan 400 hingga 500 personel, namun tidak seluruhnya direkrut dari luar. "Tidak mungkin semuanya prajurit baru.

Ada penataan personel dari batalyon yang sudah ada. Komandan regu, kompi, sampai pleton tentu diisi oleh prajurit berpengalaman," urainya.

Rasio kekuatan personel TNI-AD saat ini masih belum sebanding dengan luas wilayah Indonesia yang sangat besar.

Kategori :