PRABUMULIH — Komitmen PT Pertamina EP Prabumulih Field dalam memberdayakan masyarakat kembali diwujudkan melalui pelatihan pengolahan sampah dan pertanian organik bagi para perempuan dari Kelompok Wanita Tani (KWT) se-Prabumulih Barat. Kegiatan ini berlangsung di Aula KWT Kemuning, Kelurahan Patih Galung, Senin (28/7/2025).
Pelatihan ini merupakan bagian dari program Community Involvement and Development (CID) yang dirancang untuk mendukung kemandirian ekonomi berbasis lingkungan, khususnya di sektor pertanian organik.
Senior Manager Pertamina EP Prabumulih Field, M Luthfi Febriansyah, menyatakan bahwa pihaknya berupaya menciptakan sinergi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat.
“Kami ingin agar KWT bisa tumbuh mandiri. Pelatihan ini menjadi pijakan awal untuk regenerasi perempuan tangguh di bidang pertanian,” ujarnya.
BACA JUGA:Ini 5 Jurusan Kuliah Terfavorit di 2025 Menurut Data LinkedIn, Lulus Langsung Ditawari Gaji 23 Digit
BACA JUGA:Toyota All New Avanza: Reinkarnasi
Luthfi juga menambahkan bahwa materi pelatihan tak hanya menyentuh teknik pertanian dan pengolahan limbah organik, tetapi juga mencakup manajemen keuangan rumah tangga dan inovasi produk.
Dengan begitu, perempuan tak hanya produktif secara ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
Dukungan Pemerintah dan Akademisi
Turut hadir dalam acara tersebut, Asisten III Pemkot Prabumulih, Drs Amilton, yang menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif Pertamina.
BACA JUGA:Motif Pelaku yang Memalak YouTuber Om Motomobi di BKB, Warganet: Malu-Maluin!
Menurutnya, kerja sama antara sektor swasta dan pemerintah seperti ini menjadi kunci dalam menggerakkan kesejahteraan warga.
“Saat ini sudah ada 13 KWT yang menjadi binaan Pertamina. Harapannya, seluruh desa dan kelurahan di Prabumulih memiliki KWT serupa,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Pertamina juga menyalurkan bantuan berupa bibit, bahan baku pupuk organik, polybag, lampu jalan tenaga surya sebagai bagian dari program ProKlim, serta perlengkapan pendukung seperti banner edukasi dan seragam untuk anggota KWT.
Untuk memperkaya wawasan peserta, pelatihan juga menghadirkan dosen dari Politeknik Sriwijaya (Poltek Unsri) yang membawakan materi teknis tentang konversi sampah organik menjadi pupuk.