Budidaya Sapi, Tuntaskan Rehab Gedung

Kamis 06 Apr 2023 - 19:47 WIB
Reporter : Edi Purnomo
Editor : Edi Purnomo

*Desa Babat Ramba Jaya BABAT SUPAT – Pembangunan gedung olahraga menjadi salah satu program Desa Babat Ramba Jaya, Kecamatan Babat Supat, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Tahun ini pihaknya akan menyelesaikan pembangunan gedung sarana olahraga bulu tangkis yang sejak 2 tahun terakhir belum kunjung usai.

“Sebenarnya pembangunan gedung badminton itu sudah kita mulai sejak tahun 2021, tapi karena anggaran terbatas maka pembangunannya bertahap atau multiyears. Jadi tahun pertama kita selesaikan kontruksinya, tahun kedua pembangunan atap di 2022. Kemudian di 2023 ini baru kita lakukan finishing atau penyelesaian,” ujar Kepala Desa Babat Ramba Jaya, Dedi Aswari, kemarin.

Dia menjelaskan, pembangunan gedung badminton itu berlokasi di Dusun 4 karena memang mayoritas Dusun 4 ini dihuni oleh mayoritas suku Bugis. “Mereka sangat menggemari olahraga badminton. 90 persen warganya yang berjumlah sekitar 100 KK merupakan pemain badminton. Jika ada turnamen badminton pasti ramai, makanya kita lengkapi fasilitas gedung badminton tersebut,” bebernya. Untuk sarana olahraga lain, seperti lapangan voli dan futsal itu sudah tersedia.

Dikatakan, selain program pembangunan gedung olahraga, pihaknya juga gencarkan program ketahanan pangan ternak sapi. “Di desa kita ini memang banyak warga yang budidaya sapi jadi memang cocok. Makanya sejak tahun lalu anggaran dana desa untuk ketahanan pangan kita fokuskan budidaya sapi,” ujarnya. Dari tahun lalu 5 ekor, tahun ini pun rencananya disediakan 5 ekor lagi.

“Sapi ini kita bagikan ke 1 kelompok peternak, nanti warga yang tergabung dalam kelompok bergiliran memeliharanya. Jika berkembang biak mereka bisa bagi hasil, sehingga turut menjadi penghasilan baru dan meningkatkan kesejahteraan warga,” tuturnya. Kelompok ibu-ibu PKK sendiri, kata dia, punya inovasi minuman herbal dari tanaman obat keluarga (toga) seperti kunyit, asam, mengkudu, dan lainnya. Minuman itu sudah diolah dan dikemas tinggal seduh oleh kelompok PKK.

Selain diminum sendiri, juga produknya sebagian dijual. “Tapi memang sejak produksi tahun 2019, kendalanya masih di pemasaran. Ada 2 kelompok aktif, biasanya produknya kita bawa saat bazar atau misalnya ada pelatihan di kabupaten/kecamatan kita suguhkan minuman herbal ini,” bebernya. Bahan baku tersedia cukup banyak, kelompok PKK yang memproduksi masih tetap semangat, izin Dinkes sudah ada, tinggal diupayakan produksinya bisa terus berjalan dan pemasarannya dapat berkembang. (fad)

Tags :
Kategori :

Terkait