
Ragam jajanan manis dan segar yang disajikan di tempat-tempat umum sering kali dikemas dalam plastik tipis atau wadah plastik sekali pakai.
Kepraktisan ini memang menggoda, namun dampaknya terhadap lingkungan sangat besar.
Kantong plastik, gelas plastik, sendok plastik, dan botol minuman yang digunakan sekali pakai memperburuk pencemaran lingkungan.
Plastik yang dibuang sembarangan akan membutuhkan waktu ratusan hingga ribuan tahun untuk terurai.
Selain itu, plastik yang terdegradasi menjadi mikroplastik dapat mencemari air, tanah, dan laut.
Mikroplastik ini masuk ke dalam rantai makanan, mengancam kesehatan manusia dan biota laut.
BACA JUGA:Kuasa Hukum Sebut Pemeriksaan Finda akan Dilanjutkan, Karena Kondisi Sakit
BACA JUGA:Daftar Harga Mobil Suzuki Ertiga Bekas dari Tahun 2012 hingga 2024
Idul Fitri: Puncak Konsumsi Plastik
Perayaan Idul Fitri yang penuh sukacita sering kali beriringan dengan peningkatan penggunaan barang-barang plastik sekali pakai.
Mulai dari kemasan makanan dan minuman hingga pembungkus hadiah yang berlebihan, plastik menguasai setiap sudut perayaan.
Tradisi mudik, yang melibatkan perjalanan jauh, mendorong masyarakat untuk membawa makanan dan minuman dalam kemasan plastik yang mudah dibuang setelah digunakan.
Solusi atas masalah ini seharusnya tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi juga dari kesadaran masyarakat untuk mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai, terutama saat momen-momen penting seperti Ramadhan dan Idul Fitri.
BACA JUGA:Cek! Berikut Besaran Biaya Kuliah Jika Lulus UTBK SNBT 2025
BACA JUGA:Kijang Innova Diesel Matik Vs Manual, Segini Perbandingan Termasuk harga
Dampak Buruk Sampah Plastik terhadap Lingkungan dan Kesehatan
Sampah plastik memiliki dampak buruk yang sangat besar bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Plastik yang tidak dapat terurai mencemari ekosistem, merusak habitat hewan, dan mengancam keberlanjutan hidup spesies laut yang sering salah mengira plastik sebagai makanan.