"Mulai terlihat bahwa Jokowi mencoba menyatukan dan membangun sebuah kekuatan koalisi besar dari lima partai ini untuk menghadang kekuatan koalisi KPP yang mengusung Anies dan kekuatan PDIP yang bisa jadi mencalonkan sendiri. Artinya ada upaya Jokowi melakukan konsolidasi dengan partai-partai koalisi pemerintahan supaya tidak berjalan masing-masing," kata Ujang Komarudin, Senin (3/4).Selain itu, kata Ujang, pertemuan tersebut juga disinyalir sebagai agenda Jokowi untuk mengendorse dan melahirkan pasangan capres dan cawapres dari masing-masing tokoh di antara dua koalisi tersebut, yakni Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto. "Keduanya merupakan sosok yang berpotensi maju pada Pilpres mendatang dari masing-masing koalisi, dan tentunya ini akan menjadi sebuah keniscayaan kekuatan baru, tinggal bagaimana kesepakatan antara dua koalisi tersebut," ucap Ujang.
"Apalagi Prabowo dan Airlangga saat ini terus menjadi perbincangan positif di berbagai media, karena bicara Pilpres bukan hanya pertarungan soal penggabungan koalisi tapi pertarungan figur dan peranan tokoh capres dan cawapresnya, menurut saya kedua ini dua figur kepemimpinan yang lengkap," sambungnya.Sementara itu Ketua Perkumpulan Kader Bangsa Dimas Oky Nugroho menyebut, sosok Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto dinilai memiliki capaian kinerja dan prestasi tersendiri. Keduanya juga memiliki kedekatan secara politik dan personal dengan Presiden Jokowi. Menurut Dimas, kedua sosok ini juga memiliki kapasitas politik sebagai ketua umum dari masing-masing partai yang berkomitmen dan mempunyai berpengaruh besar dalam mendukung koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo. "Airlangga Hartarto, sebagai Menko Perekonomian, dinilai publik telah menjalankan tugasnya secara baik dalam mengawal pemulihan perekonomian nasional di era yang sangat sulit, pada saat pandemi maupun pasca pandemi," ujar dia. (*)
Kategori :