MUARA ENIM - Pemerintah Desa Muara Gula Baru Kecamatan Ujanmas meluncurkan inovasi Bapaku Ngoceh yang merupakan Bayar Pajak Pakai Uang Receh. Alhasil capaian pajak PBB di Desa Muara Gula Baru capai 100 persen.
Kepala Desa Muara Gula Baru, Suluhudin SIP mengatakan inovasi Bapaku Ngoceh ini dibuat lantaran pembayaran pajak PBB tak pernah 100 persen. "Jadi dibuatlah inovasi ini, warga menabung dengan uang receh, ya sisa belanja atau kembalian dari membeli sesuatu, itu kalau dikumpulkan banyak," ujarnya.Menurutnya, mungkin bagi sebagian orang bayar pajak 10 ribuan setahun itu sulit , jadi solusinya ya ditabung dari uang receh. "Jadi menabungnya ke kantor desa, sudah kami siapkan wadah atau celengan dari botol mineral bekas yang dihias dari hasil karya ibu PKK Muara Gula," tuturnya.
Saat ini semua uang sudah terkumpul dan tinggal diserahkan ke Bapenda Muara Enim. "Total itu ada 275 wajib pajak dengan uang yang terkumpul Rp8.600.000,-, dengan inovasi ini kami diprioritaskan oleh Bapenda sehingga surat pemberitahuan pajak terutang bisa diterima pada Januari sehingga Maret semua uang sudah terkumpul sehingga sudah 100 persen masyarakat membayar PBB," bebernya.Inovasi ini juga sudah ada Perdes No 2 Tahun 2022 tentang Inovasi Bapaku Ngoceh sebagai payung hukum. "Jadi ke depan cara ini bisa terus digunakan," terangnya.
Selain itu, juga ada aplikasi Simpeldes (Sistem Informasi Pelayanan Desa). Isinya pelayanan dan informasi desa yang sudah dikemas agar mudah diakses warga. "Produk turunannya adalah Mau Makan Pecel (Muara Gula Baru Memberikan Pelayanan Cepat Elektronik). Ini memudahkan masyarakat membuat dokumen sehingga tidak perlu datang langsung ke kantor desa, datang hanya mengambil dokumen saja," bebernya.Menurutnya, pelayanan yang diberikan akan jauh lebih cepat dan praktis hanya menggunakan aplikasi. "Jadi Hp-nya harus android. Dari 350 KK yang sudah men-download 147. Aplikasi itu bukan hanya berlaku untuk satu orang saja tapi 1 keluarga,’’ jelasnya.
Menurutnya, selain mempercepat pelayanan, inovasi ini juga bisa menutup potensi adanya pungli (pungutan liar). "Dengan perkembangan zaman tentunya kita harus menyesuaikan, intinya bagaimana niat dan usaha kita untuk melayani masyarakat," tukasnya.Cikya, warga mengatakan inovasi yang dibuat sangat membantu mulai dari Bapaku Ngoceh sampai ke Mau Makan Pecel. ‘’Ini memberikan solusi bagi kami yang tentu tidak memberatkan dan kami sangat terbantu," pungkasnya. (Way/)
Kategori :