"Gabah kering dibeli di penggilingan dengan harga sekitar Rp6.000 per kilogram, namun penyusutan bisa mencapai 1:10," jelasnya.
Oleh karena itu, menurutnya, lebih menguntungkan menjual beras langsung daripada menjual gabah kering.
Asri, pemilik penggilingan beras di Kelurahan Siring Agung, Lubuklinggau, juga membenarkan bahwa stok beras di gilingannya habis dalam sebulan terakhir.
"Saat ini musim panen, namun tidak ada petani yang panen, sehingga gilingan beras kami tidak beroperasi," ungkap Asri.
BACA JUGA:Cara Efektif Mengembalikan Semangat Kerja Setelah Liburan agar Tetap Produktif dan Termotivasi
BACA JUGA:Pepes Kembung Bumbu Kuning, Sajian Lezat Beraroma Harum yang Bikin Semangat Setelah Libur Panjang
Harga gabah kering di gilingan saat ini sekitar Rp6.000 per kilogram, yang berbanding 60% dari harga beras yang kini mencapai Rp11.000 per kilogram di tingkat petani.
Asri menambahkan bahwa petani yang datang ke penggilingan beras biasanya sudah memiliki saluran pemasaran tersendiri atau menjual hasil gilingannya di penggilingan.
"Biasanya, jika gabah keringnya 50 karung, penggilingan akan mengambil 5 karung sebagai bagian dari upah, kemudian hasilnya dikumpulkan dan dijual ke Bulog," jelasnya.
BACA JUGA:Bocoran Penerbitan NRG dari Dirjen Nunuk: Ini Tanda Lulusan PPG Piloting yang Bakal Mendapatkannya
Kepala Bulog Kota Lubuklinggau, Linggau Aprilia Wiraguna, mengonfirmasi bahwa pihaknya sudah melakukan sosialisasi terkait kenaikan HPP gabah dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram, bersama Dinas Pertanian setempat.
Ia menambahkan bahwa meskipun harga HPP mengalami kenaikan, kebanyakan petani lebih memilih menjual beras langsung ke penggilingan padi terlebih dahulu sebelum akhirnya diserap oleh Bulog.
BACA JUGA:Hujan Merata Guyur Palembang, Suhu Udara Rendah Sepanjang Hari Hingga Malam
BACA JUGA:Rekrutmen PT PELNI: Penempatan Seluruh Indonesia, Cek Formasi dan Syaratnya
"Mayoritas petani lebih memilih untuk menggiling gabah mereka terlebih dahulu dan kemudian menjual beras yang sudah digiling ke Bulog," kata Linggau.