Pemerintah Terapkan Harga Pembelian Gabah dan Beras (HPP) untuk Stabilitas Pasar

Rabu 15 Jan 2025 - 18:43 WIB
Reporter : Ardila
Editor : Irwansyah

BACA JUGA:Apa Perbedaan Debt Collector dan Mata Elang dalam Dunia Kredit?

BACA JUGA:Sumsel Terdegradasi ke Peringkat 22 Kemiskinan Nasional di 2024

Selain itu, HPP juga diharapkan dapat mengurangi peran tengkulak yang seringkali memberi harga tidak sesuai kepada petani.

Elis menambahkan, meskipun tengkulak masih memiliki peran, kini petani memiliki alternatif pasar yang lebih adil dengan adanya penetapan HPP oleh pemerintah.

Ruzuan Effendi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel, menyatakan bahwa penting bagi petani untuk memahami ketentuan baru terkait HPP.

BACA JUGA:Resmi Ada 3 Jenis ASN di Indonesia, Ini Perbedaan Gaji PPPK Paruh Waktu, PPPK Penuh Waktu dan PNS

BACA JUGA:BPS Catat 20 Persen Pengeluaran Masyarakat Miskin Untuk Beli Rokok

“Keputusan ini adalah langkah strategis untuk memberi kepastian harga bagi petani,” ujarnya.

Meskipun harga di lapangan mungkin sedikit bervariasi sesuai dengan kualitas gabah, dia berharap petani dapat memanfaatkan kebijakan ini untuk meningkatkan hasil produksi mereka.

Ruzuan juga menekankan bahwa meski kebijakan ini akan mendapatkan berbagai respons dari masyarakat, pemerintah berkomitmen menjaga keseimbangan harga di pasar sekaligus memberikan harga yang layak bagi petani.

BACA JUGA:Charanko, Murid Terlemah Silver Fang yang Penuh Semangat di One Punch Man

BACA JUGA:BPS Catat Penurunan Penduduk Miskin Sumsel Lebih dari 100 Ribu Orang pada 2024

Salah satu tantangan utama dalam pelaksanaan HPP adalah kualitas gabah, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kadar air dan kadar hampa.

Pemerintah berkomitmen untuk mendampingi petani dalam menjaga kualitas hasil panen mereka. Ruzuan juga mengungkapkan bahwa penetapan HPP adalah langkah penting untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

Bambang, Kepala Dinas Pertanian, Hortikultura Sumsel, menyampaikan bahwa Sumsel mencatatkan peningkatan produksi pangan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada 2022, produksi padi di Sumsel mencapai 2,5 juta ton, yang kemudian meningkat menjadi 28,3 juta ton pada 2023 dan 28,4 juta ton pada 2024.

Kategori :