Menanti Jawaban Digi Asia
PALEMBANG,SUMATERAEKSPRES.ID - Adanya polemik yang terjadi di manajemen Sriwjaya FC akan ditentukan hari ini, (13/12). Hal itu diungkapkan manajemen Sriwijaya FC diwakili Manager, Ajie Bastari didampingi Asisten Manager, M Ali dan Tim Advokasi, Benny.
“Kita yang ada di sini merupakan perwakilan saja. Karena Digi Asia (Pemegang Saham dominan Sriwijaya FC saat ini, red) yang berpusat di Jakarta. Kalau memang ada yang mau membantu Sriwijaya FC, saya sangat senang, tapi saya akan konfirmasi dulu dengan owner,” katanya.
BACA JUGA:Seminar Desa Bersinar, Awal Sinergi Bersih dari Narkoba - Antusias Perangkat Desa Tanya Narsum
BACA JUGA:Haul Ke-4 H. Suparno, Pendiri Sumatera Ekspres Grup
Terkait kejelasan manajemen selanjutnya mengenai kondisi Sriwijaya FC dan tuntutan Digi Asia untuk mundur, maka akan dijanjikan melalui pertemuan, Jumat (13/12). “Kalau sudah ada jalan keluar Digi Asia siap mundur dari manajemen, kami berharap yang terbaik untuk Sriwijaya FC agar tetap dapat berjaya,” jelasnya.
Sementara itu, Pemprov Sumsel mengaku tidak dapat memberikan bantuan financial secara spontan. “Sriwijaya FC bukan merupakan organisasi perangkat daerah (OPD) dari Provinsi Sumsel. Sriwijaya FC merupakan ormas yang harus didukung sama-sama,” kata Pj Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, (11/12).
Pasalnya, untuk dukungan dari Pemprov Sumsel seperti dukungan finansial harus ada regulasi yang jelas dan berdasarkan aturan. “Kita tidak bisa spontan, kalau OPD bisa dimasukkan anggarannya,” ujarnya.
Kalaupun diberikan bantuan financial dari pemprov maka bentuknya hibah, dan dukungan tempat, yaitu Jakabaring Sport City (JSC). “Tetap kita berikan dukungan, tetapi kalau bantuan yang lain (finansial, red) harus ada regulasinya,” jelasnya.
Diketahui, 27 pemain Sriwijaya FC membikin pernyataan bakal mogok saat main melawan PSPS Pekanbaru Sabtu (14/12) bila tuntutan mereka tidak dibayarkan. Gaji pemain yang sudah nunggak selama 2 bulan (jalan 3 bulan jika 14 Desember) terus bergulir.
Sementara itu, Capo Tifoso Ultras Palembang Qusoi mewakili tiga kelompok suporter Sriwijaya FC yakni Sriwijaya Mania (S-Man), Ultras Palembang, dan Singa Mania Bersatu berharap para pemain Sriwijaya FC tetap melangsungkan pertandingan.
“Kita ingin Sriwijaya FC tetap bertanding, dan persoalan tunggakan agar diselesaikan manajemen, dan terkhusus Digi Asia tidak lagi di Sriwijaya FC pada 14 Desember dan akan ada manajemen baru,” ujarnya.
Qusoi menyampaikan Sriwijaya FC bisa kembali berjaya jika Digi Asia menyerahkan saham Sriwijaya FC ke Gubernur Sumsel terpilih. “Insya Allah Sriwijaya FC ke depannya akan diurus oleh Herman Deru selaku gubernur Sumsel terpilih,” katanya. Ia mengatakan, telah berdiskusi dengan Digi Asia bersama Ketum Sriwijaya Mania (S-MAN) Eddy Ismail dan Ketua Harian Singa Mania M Rocky untuk meminta pemain Sriwjaya FC bertanding.
“Jadi ini masa transisi, ditugaskan Eddy Ismail dan M Rocky untuk mengajak para pemain Sriwijaya FC untuk main 14 Desember ini,” kata Qusoi. Selain bentuk aksi damai, Rocky juga akan membahas dan berkumpul beserta para sesepuh Singa Mania yang terdiri juga adanya ketua-ketua umum sebelumnya, akan berkumpul melakukan kegiatan penggalangan dana #SAVESFC.
Dimana tuntutan suporter di antaranya, yakni meminta manajemen Sriwijaya FC sesegera mungkin melaksanakan kewajiban membayar tunggakan gaji pemain (beserta DP), staf pelatih & official, meminta pertanggungjawaban management Sriwijaya FC atas kegagalan Sriwijaya FC musim ini berikut transparansi pendapatan yang diperoleh dari sponsorship secara akuntabel (siap diaudit independen).