Temukan Anak Stunting, Langsung Observasi, Jadi Anak Sasaran Program PMT dan Sikat Stunting

Minggu 08 Dec 2024 - 20:05 WIB
Reporter : Rendi
Editor : Edi Sumeks

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Kasus anak stunting masih menjadi perhatian serius Pemkot Palembang. Beberapa puskesmas sebagai garda terdepan yang menuntaskan kasus terus melakukan pencegahan dan penanggulangan seperti Puskesmas Naga Swidak Palembang.

Kepala Puskesmas, drg Kiki Ayu Marlina menjelaskan saat menemukan anak di bawah usia 5 tahun yang memiliki tinggi dan berat badan rendah, baik saat pelayanan posyandu atau puskesmas, pihaknya akan langsung melakukan observasi.  

“Setelah ada temuan, anak itu kita observasi. Kita punya poli anak dan dokter yang menegakkan diagnosis,” katanya. Jika memang tumbuh kembangnya terganggu (pendek dan berat badan kurang), anak itu dimasukan ke dalam kategori anak kurang gizi/stunting. Sesuai SOP (standar operasional prosedur) puskemas, lanjut dia, anak tersebut akan dimasukkan ke anak sasaran program pengentasan stunting. 

“Kita pantau pertumbuhannya rutin, kita berikan makanan tambahan dengan gizi ideal setiap hari lewat program PMT (pemberian makanan tambahan),” ujar drg Kiki. Dalam PMT ini, pihaknya sangat memperhatikan kandungan protein makanan. “Protein hewaninya wajib, untuk menambah berat dan tinggi badan anak dengan cepat bahkan kita bikin double protein. Tim Gizi mengukur berapa kalori protein yang dibutuhkan anak untuk menaikkan BB-TB dalam jangka waktu tertentu,” tegasnya. 

BACA JUGA:291 Ribu Keluarga Berisiko Stunting, Bentuk 35 Ribu Orang Tua Asuh

BACA JUGA:Perlu Intervensi Terintegrasi, Upaya Percepat Penurunan Angka Stunting

Contohnya, hari ini menu PMT berupa nasi, telur dadar-daging ayam, esoknya telur-daging sapi, dan seterusnya. “Menu makanan kita masak sendiri di rumah kader posyandu atau dapur umum puskesmas, jadi kami betul-betul tahu kadar gizinya,” tambahnya. Lalu kader posyandu mengantar makanan dan memastikan anak mengonsumsi sampai habis. 

Dijelaskan, setelah pelaksanaan program PMT, hasil evaluasi rata-rata perkembangan anak bagus. Selain PMT, kini bergulir program Sikat Stunting dari TP PKK Kota Palembang. Di sini, puskesmas memberikan kacang hijau, 2 telur, dan susu setiap hari kepada anak sasaran. Tetap lengkap, ada protein nabati pada kacang-kacangan dan hewani pada telur. 

Dia menyebut, anak kekurangan gizi atau stunting lantaran malas makan atau sering jajan. “Jika anak tidak mau makan harus kita paksa, namun ibu-ibu mungkin kurang getol atau kreatif memberi makanan bergizi. Anak susah makan malah dikasih jajanan,” bebernya. 

Menurutnya, jajanan cuma kenyang sebentar tapi gizinya kurang. “Kita selalu mengedukasi ibu-ibu bahwa sebenarnya tidak sulit memasak makanan bergizi. Kalaupun mau mengasih snack, yang penting mengandung double protein hewani. Ibu-ibu dapat mengocok mie dengan telur dan daging, atau 2 telur plus daging ayam. Tak perlu makanan mahal, yang penting proteinnya terpenuhi,” ungkapnya. Kalaupun faktor ekonomi, sebenarnya tak bisa jadi alasan. Semua kembali pada kreativitas ibu mengolah makanan. 

 

 

Kategori :