"Di Kota Palembang suara kita meledak. Jadi baiknya kita tunggu rekapitulasi dengan hasil yang lengkap dari para tim saksi di tiap TPS," kata ESP, Wali Kota Palembang 2 periode, periode 2003-2008, dan 2008-2013.
ESP mengatakan, saat ini dia dan timnya masih menunggu hasil real count dari KPU terkait hasil perhitungan suara Pilgub Sumsel 2024. Bahkan menurutnya, hasil hitung cepat yang beredar saat ini merupakan upaya penggiringan opini oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab.
"Ya saya rasa itu hanya penggiringan opini saja, sebab itu mari sama-sama kita kawal,"ajak ESP, ditemui di kediamannya, Jl Natuna, Kelurahan 26 Ilir, Kecamatan IB 1, Kota Palembang. Tadi malam, keluarganya, tim pemenangan, tim sukses, dan simpatisan, masih banyak berkumpul.
Diketahui dari hasil hitung cepat lembaga survei, pasangan Eddy Santana Putra-Riezky Aprilila (E-RA) masih berada di angka perolehan belasan persen. Namun menurut ESP, berhasil informasi timnya yang berada di lapangan, paslon ER juga unggul di Kabupaten Musi Banyuasin dan Banyuasin. Selain di Kota Palembang tentunya.
BACA JUGA:Pembangunan Merata Ubah Wajah Sumsel,Pencapaian Infrastruktur di Masa Kepemimpinan Herman Deru
"Insya Allah, paslon ERA baru menjadi pemenang Pilkada Sumsel Tahun 2024 ini," ucap ESP. Dalam pemungutan suara kemarin, ESP melakukan pencoblosan di TPS 01, Jl Sambu, tak jauh dari rumahnya.
Di TPS 01 itu, terdata 566 DPT namun hanya 340 warga yang menyalurkan hak pilihnya. Paslon nomor urut 2, ERA memperoleh 250 suara. Unggul telak dari kandidat lainnya. Dimana paslon urut 01 HDCU meraih 50 suara, paslon urut 03 MataHati hanya 32 suara.
Turut mendampingi ESP, istrinya, Ny Hj Eva Santana dan kedua putra-putrinya. Termasuk calon wakil gubernur Sumsel nomor urut 02 Riezky Aprilia. "Kita ingin membenahi Sumsel menjadi lebih baik, tidak muluk-muluk raihan suara kita targetkan 48 persen," tegas ESP, diamini Riezky.
Cawagub Riezky Aprilia menyebut dirinya merupakan satu-satunya cagub kalangan milenial. "Usia saya saat ini masih 42 tahun. Dari seluruh cawagub yang bertarung di Pilkada Sumsel, saya yang milenial. Yang lain kolonial, hehehehe," ucapnya bercanda.
Calon wakil gubernur Sumsel nomor urut 03 Anita Noeringhati, juga menanggapi santai hasil hitung cepat LSI yang menempatkan paslon urut 01 HDCU di posisi teratas dengan perolehan suara 73 persen lebih.
" Hasil quick count ini biasa dan sah saja. Namun perlu diingat, ini bukan hasil akhir dari KPU. Karena memang dengan data antara hasil quick count serta real count, hasilnya akan sangat berbeda," tegas Anita, kepada awak media, petang kemarin.
Menurut mantan Ketua DPRD Provinsi Sumsel itu, dari hasil C1 yang masuk dari para saksi ke dalam sistem tim pemenangan MataHati sekitar 23 persen. “Sebagai contoh di Banyuasin yang resmi baru masuk 5 persen, dan Palembang baru masuk 10 persen. Sehingga kemungkinan berubah masih berpeluang,” ulasnya.
Oleh karena, dia mengajak sebaiknya semua pihak menunggu hasil resmi dari hasil rekapitulasi KPU. “Fokus kami saat ini, konsolidasi tim dan relawan. Sekaligus menunggu data C1 yang saat ini belum sepenuhnya masuk," ucap Anita, yang berpasangan dengan Mawardi Yahya sebagai calon gubernurnya.
Sementara calon gubernur Sumsel nomor urut 03 Mawardi Yahya, belum menanggapi hasil hitung cepat lembaga survei yang beredar. Mawardi Yahya sebelumnya Wakil Gubernur Sumsel periode 2018-2023. Dia juga Bupati Ogan Ilir 2 periode, periode 2005-2010 dan 2010-2015.
Dalam pemungutan suara kemarin, Mawardi Yahya didampingi istri, Fauziah, bersama anak menantu, mencoblos di TPS 08, Kelurahan Karang Jaya, Kecamatan Gandus. Mereka berjalan kaki, karena lokasi TPS tak jauh dari kediamanannya.