SUMATERAEKSPRES.ID - Kemajuan dalam teknologi kecerdasan buatan (AI) kini membawa tantangan baru bagi dunia kerja di masa depan.
Banyak pekerjaan yang sebelumnya memerlukan keterampilan intelektual kini dapat diambil alih oleh teknologi AI.
ChatGPT, salah satu contoh alat AI buatan OpenAI, mampu menghasilkan berbagai jenis konten, seperti artikel populer, cerita fiksi, analisis penelitian, hingga gagasan untuk konten multimedia.
Menurut laporan The New York Times, Google saat ini sedang menguji alat AI yang dirancang untuk menggantikan peran jurnalis dalam menulis berita.
BACA JUGA:Kampanye Akbar Fitri-Nandri di BKB, Lautan Massa Bersatu Untuk Kemenangan 27 November!
BACA JUGA:Hasil Survei IPO Institute, Paslon Muchendi-Supriyanto Unggul Telak di Pilkada OKI 2024
Alat ini, yang disebut "asisten jurnalis," telah diperkenalkan kepada perusahaan media besar seperti The New York Times, The Washington Post, dan News Corp, yang memiliki The Wall Street Journal.
Selain itu, berbagai alat AI lainnya mampu menciptakan gambar, audio, video, transkrip, analisis data, model 3D, dan lain-lain, menunjukkan potensi teknologi ini untuk merevolusi banyak sektor pekerjaan.
Namun, kemajuan ini juga menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi lulusan perguruan tinggi yang harus bersaing dengan mesin yang lebih cepat, efisien, dan hemat biaya.
BACA JUGA:Kementerian BUMN Tegaskan Dukungan Penuh Terhadap Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
BACA JUGA:Meningkatnya Antusiasme Masyarakat Lubuklinggau dalam Memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BRI
Berikut adalah beberapa bidang pekerjaan yang mulai terpengaruh oleh perkembangan AI:
1. Akuntansi
Pekerjaan seperti pencatatan transaksi dan pembuatan laporan keuangan kini dapat diotomatisasi menggunakan alat seperti Vic AI, Indy, Docyt, Booke AI, dan Truewind.
2. Pemasaran
AI dapat melakukan analisis data dan pemasaran digital secara otomatis, mengurangi kebutuhan pekerja manusia.
Contoh alatnya adalah ChatGPT, Albert AI, Zapier, Userbit AI, dan MarketingBlocks AI.