Upaya memukimkan mereka di permukiman tetap terkadang gagal karena tidak sesuai dengan nilai-nilai mereka.
Kehilangan hak atas tanah adat membuat mereka terus berpindah untuk mempertahankan tradisi dan kelangsungan hidup.
BACA JUGA:Heboh Dua Rusa Tewas di Rumah Dinas Bupati, Kepala Suku Anak Dalam Sebut Hal Mengejutkan Ini
BACA JUGA:Kapolres Muratara Sambangi Permukiman Suku Anak Dalam: Mengajak Warga Ikut Jaga Kondusifitas Daerah
SAD juga mengikuti pola musim dalam menentukan tempat tinggal. Misalnya, mereka akan berpindah ke daerah yang lebih dekat dengan sumber air selama musim kemarau atau ke lokasi dengan banyak hewan buruan saat musim tertentu.
Meskipun hidup berpindah-pindah, SAD terus menghadapi tantangan untuk bertahan di tengah modernisasi dan eksploitasi lingkungan.
Pemerintah dan organisasi non-pemerintah kini berupaya mengembangkan solusi yang dapat mengakomodasi kebutuhan mereka tanpa merusak identitas budaya mereka.