Kualitas Aset Semakin Baik, Intip Strategi BRI Turunkan Rasio Kredit Bermasalah

Rabu 13 Nov 2024 - 14:03 WIB
Reporter : Dody
Editor : Rian Sumeks

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID  – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, atau BRI, terus menunjukkan kinerja positif di tengah tantangan ekonomi. Hingga akhir Triwulan III 2024, BRI berhasil mencatatkan total penyaluran kredit sebesar Rp1.353,36 triliun, yang tumbuh 8,21% secara tahunan atau year on year (yoy).

Seiring dengan pencapaian tersebut, BRI juga berhasil memperbaiki kualitas asetnya, yang tercermin dari penurunan rasio kredit bermasalah.

Rasio Non Performing Loan (NPL) BRI mengalami perbaikan yang signifikan, tercatat sebesar 2,90% pada akhir Triwulan III 2024, dibandingkan dengan 3,07% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, rasio Loan at Risk (LAR) juga mengalami penurunan dari 13,80% pada Triwulan III 2023 menjadi 11,66% pada periode yang sama di 2024.

BACA JUGA:Kredit Macet Menurun, Direktur Utama BRI Ungkap Strategi Tingkatkan Kualitas Aset

BACA JUGA:Keuntungan Menjadi Nasabah BRI bagi Warga Muratara

Strategi Pengelolaan Kredit BRI

Direktur Manajemen Risiko BRI, Agus Sudiarto, menjelaskan bahwa penurunan rasio NPL dan LAR ini merupakan hasil dari berbagai langkah strategis yang diterapkan oleh BRI dalam pengelolaan kredit.

Pendekatan tersebut melibatkan pengelolaan risiko yang lebih ketat pada setiap tahap kredit, mulai dari proses awal hingga pemantauan setelah kredit disalurkan.

“Di front-end, kami semakin memperketat proses underwriting dan seleksi kredit bagi debitur baru, serta lebih intensif dalam supervisi kredit yang sudah ada di portofolio kami. Sejak awal Triwulan II-2024, kami memang sudah memperketat seleksi kredit di front-end,” ujar Agus dalam konferensi pers yang berlangsung di Jakarta pada Rabu, 30 Oktober 2024.

Agus juga mengungkapkan bahwa meskipun di awal tahun 2024 terjadi sedikit kenaikan pada rasio NPL, dengan implementasi berbagai strategi mitigasi, rasio tersebut dapat diturunkan kembali. Tidak hanya NPL yang mengalami penurunan, rasio LAR juga turut membaik sebagai dampak dari kebijakan selektif dan pengelolaan yang lebih hati-hati dalam pemberian kredit.

BACA JUGA:Daftar Jadi Petani Milenial dengan Gaji Fantastis, Dukung Swasembada Pangan Indonesia!

BACA JUGA:Ditipu Rekan Bisnis Baru, Uang Rp300 Juta Milik Lisa Raib Dibawa Kabur

Pendekatan Manajemen Risiko yang Disiplin

Sementara itu, Direktur Utama BRI, Sunarso, menambahkan bahwa penurunan rasio NPL dan LAR ini merupakan hasil dari disiplin dalam menerapkan manajemen risiko di seluruh lini bisnis.

BRI secara aktif memantau kualitas kredit dan menggunakan sistem peringatan dini (Early Warning System) untuk mendeteksi potensi masalah pada kredit sedini mungkin. Hal ini memungkinkan BRI untuk mengambil langkah-langkah pencegahan lebih awal guna menghindari peningkatan kredit bermasalah.

Sunarso juga mengungkapkan bahwa selain pengelolaan risiko yang proaktif, BRI memperkuat tim recovery untuk menangani kredit bermasalah dengan lebih cepat dan efisien.

Kategori :