PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - 50 anak-anak putus sekolah mendapat pembinaan Pendidikan Kecakapan Kewirausahaan (PKW) tahun 2024 bidang usaha pelatihan teknik pembuatan tenun songket dari Dinas Perindustrian Kota Palembang. Pelatihan ini akan berlangsung selama 32 hari.
“Kegiatan ini langkah Pemkot Palembang dan bantuan Kemendikbudristek untuk memberikan bekal keterampilan kepada para peserta dalam mengembangkan kemampuan potensi diri berwirausaha,” ujar Pj Wali Kota Palembang, Dr A Damenta Mag.rer.publ. CGCAE di sela-sela acara di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Palembang, kemarin.
Tak hanya sebatas pelatihan, seluruh peserta juga akan mendapat alat tenun dan bantuan lainya. "Kami memberikan dukungan kepada peserta PKW para generasi muda, termasuk anak-anak putus sekolah. Ini sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk hadir memberikan dukungan pelatihan skill tenun songket," ucapnya.
Diharapkan mereka memiliki kemampuan yang bermanfaat dan berguna untuk mendapatkan penghasilan. "Ini juga akan merawat budaya, dimana songket merupakan ciri khas kita orang Melayu, budaya dipertahankan," bebernya.
Ketua Harian Dekranasda Kota Palembang, Kepala Dinas Perindustrian Kota Palembang, Dr Korlena ST MT menjelaskan kegiatan ini merupakan bantuan Kementerian Kebudayaan Riset dan Teknologi RI dimana tahun 2024 ini hanya 2 kabupaten/kota di Sumsel mendapat bantuan.
BACA JUGA:Pamer Songket di Ajang Koko-Cici Indonesia, Lucky dan Gabriella Siap Tampil Maksimal
BACA JUGA:Jembatan Ampera Bergaya Baru Penerangan Motif Songket Hadir Sebelum Tahun Baru!
"Kedua kabupaten/kota itu Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir (OI). Untuk Palembang kita mengajukan proposal PKW untuk pelatihan dan bantuan alat tenun bagi 50 peserta putus sekolah dan tidak sekolah lagi. Alhamdulilah diterima Kemendikbudristek," ujarnya.
Dijelaskan, PKW berlangsung 32 hari, pada 12 November-20 Desember 2024. “Kami berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) dalam hal ini SKB, dimana data peserta anak putus sekolah kita dapat dari sanggar ini,” lanjutnya. Peserta mendapat materi teori bagaimana menenun songket dengan baik.
Setiap peserta juga mendapat masing-masing satu alat tenun, dan alat ini tak boleh diperjualbelikan atau dialihkan ke orang lain, jadi harus benar-benar digunakan. Dia berharap, setelah anak-anak putus sekolah mengikuti pelatihan dan memiliki kemampuan menenun songket, mereka bisa mengembangkan usahanya sendiri.
"Istilahnya muncul wirausaha baru atau pelaku industri kecil menengah. Pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian Kota Palembang, mengurangi pengangguran, dan kemiskinan," terangnya seraya mengatakan peserta berusia 15- 25 tahun.
BACA JUGA:Tower Ampera Bakal Diterangi Lampu Motif Songket, Pastikan Kesiapan Lift dan Tempat Tunggu
BACA JUGA:Perahu Kajang Ikon Ibukota Bumi Bende Seguguk yang Menjadi Motif Batik dan Songket Eksklusif
Pihaknya juga akan melakukan evaluasi dan memantau dua tahun ke depan, apakah kemampuan mereka menenun itu dimanfaatkan untuk membuka usaha sendiri atau tidak. "Kami bersama SKB akan terus memantau peserta dan kami Dinas Perindustrian juga punya program-program promosi produk-produk IKM. Mereka akan kami utamakan," ucapnya.
Kepala SKB Kota Palembang, Dra Herlinda Dian MPd, mengatakan, SKB merupakan satuan pendidikan non-formal artinya pihaknya punya pendidikan paket yang setara SD, SMP dan SMA. "Mereka diberi keterampilan selain pelajaran reguler," jelasnya.