Di antaranya, bencana hidrometeorologis hujan ekstrem yang disertai petir dan angin kencang bisa menyebabkan banjir, longsor, hingga pohon tumbang.
" Sektor pertanian menyebabkan genangan air dapat merendam lahan pertanian dan merusak tanaman, mengancam ketahanan pangan setempat," tegasnya.
Lalu perkebunan dan kehutanan, dimana hasil perkebunan diperkirakan menurun akibat curah hujan tinggi dan cuaca buruk.
BACA JUGA:Upaya Perbaikan Pipa Bocor Akibat Tanah Longsor oleh Perumda Tirta Seguring Betung di Empat Lawang
Kemudian konstruksi dan pengairan: Sungai berpotensi meluap, menyebabkan gangguan pada sistem irigasi yang mengalirkan air ke lahan pertanian." Lalu lintas dan pelayaran bisa terganggu karena cuaca buruk," bebernya.
Belum lagi persoalan kesehatan, dimana kualitas sanitasi menurun, berpotensi meningkatkan risiko penyakit.
Sementara itu, Pemkab Ogan Komering Ulu (OKU) melaksanakan apel siap siaga bencana. Baik personil dan peralatan disiagakan sebagai antisipasi dalam musim penghujan. Terlebih secara geografis Kabupaten OKU sebagian dilalui Sungai Ogan rawan terjadi bencana alam seperti banjir."Kita menyiapkan langkah preventif supaya bisa diminimalisir dampak bencana," kata Pj Bupati OKU, M Iqbal Alisyahbana, Senin (11/11).
Utamanya, kata Iqbal, langkah mitigasi kepada masyarakat. Dengan menyiagakan personel dan peralatan. Sehingga saat diperlukan, bisa dilakukan mobilisasi untuk dikerahkan kepada daerah yang mengalami banjir atau dampak bencana. Penting ketika terjadi bencana, sudah siap dalam langkah antisipasi. Dengan kolaborasi antara instansi terkait, TNI, Polri dan lainnya.
Sementara Kalaksa BPBD OKU, Januar Efendi mengatakan, Kabupaten OKU sudah melalui pengalaman menghadapi ujian cukup berat. Dimana dalam tahun 2024 ini juga sudah 3 fase banjir. Sehingga perlu langkah lebih preventif, antisipasi baik alat, personil, sistem, dan alarm sistem.