Awas Bencana di Puncak Musim Hujan, Sepanjang Periode November-Januari 2025

Minggu 10 Nov 2024 - 19:46 WIB
Reporter : Agustina
Editor : Edi Sumeks

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Curah hujan di Provinsi Sumsel mulai mengalami peningkatan pada bulan November 2024. Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Sumsel, Wandayantolis mengatakan berdasarkan pemantauan, hampir keseluruhan wilayah di Provinsi Sumsel telah memasuki musim hujan sejak pertengahan Oktober kemarin.

Diperkirakan puncak musim hujan akan terjadi pada November hingga Januari 2025 ini. “Seiring masuknya musim hujan, jumlah curah hujan akan meningkat sehingga suhu udara menjadi lebih dingin. Hal ini didukung peningkatan pertumbuhan awan pada periode musim hujan. Musim hujan periode kali ini diperkirakan akan berlangsung hingga Maret 2025," ujarnya.

Untuk itu, berbagai bencana dapat terjadi di musim hujan seperti hujan deras disertai petir dan angin kencang, banjir longsor pada daerah bertopografi lereng, tebing dan bantaran Sungai/DAS khususnya wilayah Sumatera Selatan Bagian Barat ke Tengah seperti Kabupaten OKU, OKU Selatan, Lahat, Kota Pagar Alam, Kota Lubuklinggau, Empat Lawang, sebagian Muara Enim, sebagian Musi Rawas dan Musi Rawas Utara, dan PALI.

"Kami mengimbau kepada pemerintah daerah, masyarakat dan swasta mewaspadai potensi peningkatan curah hujan yang dapat menyebabkan dampak kebencanaan," katanya lagi. Selain itu masyarakat diminta berhati-hati dan menghindari daerah rawan bencana banjir-longsor, tidak berteduh pada tempat yang rawan tumbang, hati-hati bila berkendara di jalan licin dan jarak pandang berkurang, membersihkan lingkungan agar dampak turunan genangan air seperti timbulnya penyakit dapat diminimalisir. 

BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG Senin 11 November 2024, Sumsel Waspada Hujan Petir di Sore Hari

BACA JUGA:Prakiraan cuaca Sumsel 10 November 2024, Masih Waspada Hujan Petir Sejumlah Daerah

Sementara, berdasarkan data Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII pada 7 dan 8 November 2024, ada beberapa sungai besar yang AWLR (Automatic Water Level Recorder) sudah berada di status siaga. Walaupun dari pantauan belum ada yang sampai status siaga satu atau merah, tetapi kenaikan status menjadi siaga setidaknya sebagai warning. 

Melihat dari AWLR, ada 3 lokasi status siaga biru, yaitu Stasiun AWLR Sungai Dua (Sungai Komering), Stasiun AWLR Babatan saudagar (sungai ogan), dan AWLR Peracak (Sungai Komering). 

Ketua Tim Hukum dan Komunikasi Publik, Mgs Zulfikar Rasyidi mengatakan Pos Sungai Ogan Desa Babatan Saudagar terpantau mengalamai kenaikan, dengan status bacaan di telemetri dan di lokasi sama. Begitupun Pos Sungai Dua juga sama, alat berfungsi, namun memang ada gangguan dari eceng gondok jadi bacaan sensor terganggu, tapi kondisi air memang meningkat. "Peningkatan AWLR pada beberapa sungai ini, karena memang curah hujan tinggi," pungkasnya. 

 

Kategori :