Erick mengakui bahwa situasi bisa saja berubah ketika wasit dianggap tidak adil. Ia menyebutkan bahwa suporter Indonesia umumnya reaktif terhadap ketidakadilan wasit, namun tetap menghargai kepemimpinan yang baik.
"Misalnya, kalau wasitnya tidak fair, ya bangsa kita pasti reaktif. Tetapi, kalau kepemimpinan wasitnya baik, seperti saat melawan China, suporter kita juga menghargainya," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Erick mengingatkan agar publik internasional tidak terjebak dalam stigma negatif yang menyebut Indonesia tertinggal dalam urusan keamanan sepak bola.
Ia memaparkan bahwa Indonesia telah sukses menggelar berbagai ajang olahraga internasional tanpa kendala besar.
"Kita sudah berhasil menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17, kejuaraan dunia basket, dan Asian Games. Tidak ada masalah. Tentu, pihak penyelenggara juga harus memberikan kualitas pertandingan yang baik," tutup Erick.