PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Dalam Kurikulum Merdeka Belajar, dikenal istilah remedial teaching yaitu program yang dirancang untuk membantu siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal pada kompetensi dasar tertentu, dengan memberikan bantuan khusus sesuai kebutuhan individu siswa. Ini untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka agar dapat mencapai standar yang ditetapkan.
Sebagai contoh, remedial teaching apa dan bagaimana yang diberikan kepada siswa siswa SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang masih terlalu lambat menjawab soal hitung dasar paling sederhana atau disebut "gagap hitung". Pertanyaan tersebut sampai saat ini belum terjawab, bahkan secara umum masalahnya pun belum terumuskan.
Padahal berdasarkan survei Pusat Pengembangan Matematika Detik (PPMD) selama 10 tahun terakhir, gagap hitung sangat mewabah. Karenanya, Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) dan Dinas Perpustakaan Provinsi Sumsel membuat terobosan konkret. Bekerja sama dengan PPMD Tegal, mereka mencanangkan gerakan "Sumsel Berantas Gagap Hitung".
Sebagai awal, mereka mengundang Ahmad Thoha Faz, penemu Matematika Detik untuk menjadi pemateri tunggal pelatihan asesmen hitung dasar intuitif menggunakan sistem ToSM (Test of Second Mathematics).
BACA JUGA:Analisis Kritis Terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka
BACA JUGA:Cegah Judol di Kalangan Anak, Perlunya Pendidikan Literasi Financial Masuk Kurikulum Merdeka
"Gagap hitung adalah limpahan masalah yang tidak terwadahi sistem pendidikan formal. Sebab, sesuai kurikulum, hitung dasar tercakup dalam pembelajaran SD kelas rendah. Sehingga di jenjang sekolah menengah, gagap hitung itu seperti masalah besar yang tidak bertuan," kata Ahmad, alumni Teknik Industri ITB di sela-sela kegiatan pelatihan 2-4 November.
Dalam pelatihan sendiri, pihaknya meningkatkan literasi numerasi dan asesmen hitung dasar intuitif bagi guru SD, SMP, SMA dan pendamping komunitas. Hari kedua, asesmen hitung dasar intuitif dalam rangka peningkatan numerasi dan pemberantasan gagap hitung di SMA Negeri 3 Banyuasin 1. “Kami juga melakukan asesmen hitung dasar intuitif dan peningkatan budaya inovasi melalui asah intuisi di SMA Negeri Sumsel,” tegasnya.
Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi Sumsel, Muhammad Zaki Aslam, menekankan pentingnya kolaborasi dalam rangka menumbuhkan budaya inovasi. Kolaborasi
dengan Ikatan Alumni ITB diharapkan terus berlanjut dan berjangka panjang sehingga dampaknya dirasakan masyarakat seluas-luasnya.
BACA JUGA:Dorong Fisafat Masuk Kurikulum Sekolah Menengah
BACA JUGA:Memaknai Implementasi P5 pada Kurikulum Merdeka
“Dimulai dari Palembang dan sekitarnya, berlanjut ke seluruh Provinsi Sumsel.
Kegiatan Sumsel Berantas Gagap Hitung kita rencanakan berkelanjutan,” terangnya. Karnan itu pihaknya meminta peserta membuat rencana aksi, sehingga begitu kegiatan selesai mereka dapat langsung menerapkan ToSM Matematika Detik di sekolah masing-masing.
“Dalam pemberantasan wabah gagap hitung, Dinas Perpustakaan menjadi