Dorong Fisafat Masuk Kurikulum Sekolah Menengah
Kholid Al Walid, Ketua Asosiasi Aqidah dan Filsafat Islam (Asafi) -FOTO: IST-
JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID – Ketua Asosiasi Aqidah dan Filsafat Islam (Asafi) Kholid Al Walid mengatakan, hingga kini, prodi ini masih kurang peminat. Kecuali, pada beberapa kampus tertentu seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
"Karena itu, perlu sebuah strategi khusus untuk menangani hal ini," ujar Kholid. Dikatakannya, ilmu Filsafat ini perlu diperkenalkan lebih dini pada siswa. Salah satunya, dengan menjadi mata pelajaran (mapel) dan masuk kurikulum di tingkat sekolah menengah.
Dengan begitu, sisiwa jadi lebih tahu arti penting filsafat dan urgensinya memilih prodi ini. "Ini juga sekaligus memberi peluang kepada alumni AFI untuk dapat mengajar di jenjang sekolah menengah," katanya.
Hal ini mengingat, peluang kerja ini sering kali jadi tantangan besar oleh para alumni Prodi AFI. Selain tantangan internal, lanjut dia, Profi AFI juga menghadapi tantangan eksternal. Yaitu bangsa Indonesia yang mulai terjebak pada pola politik pragmatis dan politik praktis.
BACA JUGA:Memaknai Implementasi P5 pada Kurikulum Merdeka
BACA JUGA:Wakil Ketua IARBI Ahmad Rizal Dukung Dekan Hukum Unsri, Dorong Wujudkan Kurikulum Arbitrase
Ia juga menyebut, isu yang banyak menjadi pembicaraan masyarakat saat ini bukan hal-hal substantif, tapi cenderung hanya politik praktis. Padahal, negara memiliki masalah substansial bangsa yang belum terselesaikan.
"Misalnya membangun nilai moderasi, penanaman nilai-nilai Pancasila dan pendidikan, dan sebagainya," sambung dia.
Wakil Rektor I Bidang Akademik UIN Bandung Dadan Rusmana menilai pertemuan yang dihadiri 75 ketua dan sekretaris Prodi AFI se-Indonesia ini sangat penting.
Sebab, para pemikir dari seluruh kampus Islam negeri dan swasta kini dituntut kiprahnya agar dapat memberikan tawaran pemikiran yang mendalam dan substantial bagi Indonesia.
BACA JUGA:Inilah Struktur Kurikulum PPG Prajabatan yang Wajib Diketahui Para Calon Guru
BACA JUGA:Kurikulum 2013 vs Kurikulum Merdeka: Perbedaan Utama yang Wajib Diketahui Orang Tua!
"Demikian juga para pemikir muslim Indonesia untuk mampu memberikan tawaran pemikiran Islam Indonesia yang moderat ke dunia Internasional. Hal ini sebagai Upaya menciptakan perdamaian dunia," jelasnya.
Sebagai informasi, simposium Prodi AFI berlangsung pada 18-20 September 2024 di Bandung. Pertemuan yang diikuti perwakilan Prodi AFI seluruh Indonesia ini membahas internasionalisasi Prodi AFI untuk terus berkembangkan dan terhubung dengan kampus-kampus internasional dalam rumpun keilmuan yang sama. (*)