PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat Provinsi Sumsel mengalami inflasi sebesar 0.09 persen pada bulan Oktober 2024.
Kepala BPS Sumsel, Moh. Wahyudi menyampaikan inflasi Oktober dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya kenaikan harga emas di tingkat dunia, juga memengaruhi harga nasional dan regional terutama jenis emas perhiasan.
BACA JUGA:BPS Ungkap Angka Mengejutkan: Inflasi Sumatera Selatan Tembus 1,09%!
BACA JUGA:Peringati HUT Ke-23 Kota Lubuklinggau, Fokus pada Pembangunan dan Pengendalian Inflasi
“Lalu kenaikan harga tomat dan bawang merah karena berkurangnya produksi sehingga stok berkurang,” ungkapnya, kemarin (1/11).
Inflasi ini setelah Sumsel mengalami deflasi 4 bulan berturut-turut. Artinya ada kenaikan harga barang dan jasa selama Oktober. Adapun 5 komoditas penyumbang tertinggi inflasi di Oktober, yaitu daging ayam ras, tomat, emas perhiasan, bawang merah, dan jeruk.
Dari 425 komoditi yang diamati, 102 komoditi mengalami kenaikan, 234 komoditi stabil, dan 89 komoditi mengalami penurunan harga. Dari 11 kelompok pengeluaran, 6 kelompok mengalami inflasi, 1 kelompok mengalami deflasi, dan 4 kelompok stabil.
"Berdasarkan kelompoknya, indeks makanan, minuman dan tembakau naik 0,07 persen dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen. Kemudian kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 1,34 persen dengan andil inflasi 0,1 persen," paparnya.
BACA JUGA:Inflasi Inti Stabil! Kabar Gembira untuk Ekonomi Indonesia!
BACA JUGA:Jaga Kestabilan Harga dan Kendalikan Inflasi
Walaupun kondisi Oktober Sumsel mengalami inflasi, tapi kalau melihat sepanjang tahun ini perkembangan inflasi berimbang.
Ada 5 bulan yang mengalami inflasi dan 5 bulan deflasi. Untuk perkembangan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,09 persen dan inflasi tahun kalender sebesar 0,12 persen. (tin/kur/)