PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Dari total 700 lebih anak sungai yang pernah ada di Kota Palembang dalam sejarahnya, saat ini hanya tersisa 114 anak sungai. Sungai itu tersebar di 18 kecamatan dan 107 kelurahan se-Kota Palembang. Untuk mengangkat kisahnya, Dinas PUPR Kota Palembang bekerja sama dengan Kawali Sumsel pun berusaha menggali dan menelusuri ke-114 sungai tersebut.
Ke depan sungai-sungai itu akan kembali dinamai dan dibuatkan penanda untuk mengingatkan keberadaannya. "Seiring perkembangan waktu hal ini (sungai) keberadaannya terus berkurang. Dari diskusi dengan budayawan dan sejarawan di Palembang, jumlah sungai kita sekarang tinggal 114 titik," terang Kepala Dinas PUPR Kota Palembang, Ir Akhmad Bastari Yusak, dibincangi di sela-sela seremoni penamaan sungai di Taman Simpang Lima, Selasa (29/10) sore.
Pihaknya bersama Kawali Sumsel melakukan pendataan terhadap keberadaan sungai tersebut. Mulai dari sejarah, nama, ukuran sungai hingga kedalaman sungai. Setelah rampung, nantinya semua sungai akan dinamai dan dipasang plang atau penanda sekitar, bersama data-data sungai tersebut termasuk memasang barcode di plang.
Diakui, kerja tersebut tidak akan tuntas dalam waktu singkat. Butuh waktu berminggu-minggu bahkan bulanan. Ini agar data yang didapat sesuai fakta yang ada di lapangan. “Setelah semua selesai didata, kita masukkan ke aplikasi. Untuk mempermudah mengenali sungai tersebut, kita pasang plang sekaligus barcode yang bisa diakses masyarakat," ulasnya.
Terkait banyaknya sungai yang hilang, Bastari menyebut lantaran sejumlah faktor. Mulai dari penimbunan untuk pembangunan perumahan hingga terbengkalai cukup lama pada waktu bersamaan, tertimbun sampah atau aktivitas lainnya, sehingga keberadaan sungai tidak dapat diketahui.
BACA JUGA:Perahu Jukung Tenaga Surya Solusi Ramah Lingkungan untuk Transportasi Sungai
Beberapa sungai yang sempat hilang, berhasil ditemukan setelah gotong royong di dekat area sungai. “Kesadaran masyarakat menjaga sungai sangat penting, salah satunya tidak membangun di atas area sungai maupun membuang sampah di area sungai yang bisa memicu sedimentasi dan sungai tadi tertutup," ulasnya.
Asisten II Setda Kota Palembang, H Rudi Indrawan menjelaskan, pihaknya sudah instruksikan ke semua jajaran dan instansi terkait agar terus melakukan sosialisasi sekaligus pendekatan ke masyarakat. Terutama yang tinggal di atas maupun bantaran sungai.
Sosialisasi dan pendekatan ini sangat penting, dalam upaya menumbuhkan kesadaran masyarakat pentingnya sungai bagi kehidupan sehari-hari. “Bagi yang tinggal di atas atau membangun rumah di atas sungai, hendaknya ke depan tak dilakukan kembali termasuk kebiasaan buang sampah sembarangan," tegasnya. Pembina Kawali Sumsel, Drs H Ratu Dewa Msi melalui Ketua Kawali Sumsel, Chandra Anugerah mengungkapkan upaya ini untuk memastikan keberlangsungan sungai di Kota Palembang. Langkah inventarisir sungai untuk pendataan dan edukasi ke generasi muda sekaligus menanamkan kesadaran masyarakat menjaga sungai.
Setidaknya, kata Candra, masyarakat bisa mengenali nama sungai yang ada di wilayahnya serta turut menjaganya. Apalagi Palembang di kalangan bangsa Eropa dikenal sebagai Venesia dari Timur karena banyaknya sungai yang membentang. Namun sekarang, kondisinya mengkhawatirkan. Kalaupun sungai masih ada, mengalami pendangkalan dan sedimentasi atau tertutup sampah.