PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Kota Palembang menjawab keraguan dalam Kompetisi Piano Nusantara Plus (KPN+). Terbukti sebanyak 119 peserta mengikuti ajang di kota pempek ini, mengalahkan rata-rata peserta KPN+ di kota-kota lain seperti Medan, Bandung, dan Jakarta yang hanya 60-70 peserta.
Sejumlah peserta pun tampil unjuk kebolehan di Theater Hall, lantai 4, SMA Kusuma Bangsa Palembang, akhir pekan lalu. Menurut Amira Syafinas, perwakilan penyelenggara dari Primavera Production, daya tarik nama besar Ananda Sukarlan berhasil menggerakkan komunitas musik di Palembang.
“Kompetisi ini menjadi magnet luar biasa, khususnya bagi para guru dan murid yang kerap berpartisipasi dalam berbagai festival dan kompetisi musik. Kami yakin acara ini akan menarik perhatian mereka yang bersemangat terhadap musik klasik,” ujarnya. Peserta KPN+ adalah para murid dari berbagai kursus musik/institusi musik di Kota Palembang. Kali ini tak hanya jurusan piano berpartisipasi, ada juga dari jurusan vocal pada kategori Tembang Puitik, KPN+ akan jeda di bulan November.
Setelah babak penyisihan di Palembang dan kota lainnya, KPN+ akan melanjutkan ke babak penyisihan terakhir di Jakarta pada 7 Desember, dan final sehari setelahnya. "Para pemenang babak final akan berkompetisi memperebutkan tempat di Ananda Sukarlan Award, kompetisi musik klasik prestisius pada Juli 2025. Pemenang utama ASA akan mendapat kesempatan beasiswa kursus musim panas di Eropa tahun 2026," tandas Amira.
BACA JUGA:Palembang Bergema di Kompetisi Piano Nusantara Plus: Mengukir Prestasi dan Kebanggaan Baru
BACA JUGA:Manfaat dan Aspek Penting Bermain Piano serta Tempat Les Terbaik di Palembang, Yuk Belajar!
Bagaimana soal kualitas? Ananda Sukarlan sendiri mengakui keterkejutannya. Palembang, kata dia, mampu melahirkan 26 pemenang yang lolos ke babak final di Jakarta. Persentase ini cukup besar dan kualitas mereka tak kalah dengan kota lain. "Ini bukti Palembang tak hanya unggul dari segi jumlah, juga mampu bersaing dalam kualitas," ujarnya.
Kompetisi yang digagas Ananda Sukarlan, maestro musik klasik Indonesia, ini memang tak main-main. Selain memberi ruang bagi talenta muda, KPN+ diharapkan menjadi ajang yang mampu memperkenalkan lebih jauh dunia musik klasik ke berbagai penjuru negeri, termasuk Palembang, kota yang sebelumnya jarang terjamah sang maestro.
Kehadiran Ananda Sukarlan dan Dr Edith Widayani sebagai juri menambah kesan istimewa pada kompetisi ini. Edith, pianis muda berbakat yang pernah menorehkan sejarah di Eastman School of Music di Amerika Serikat, turut menilai kemampuan para peserta. Untuk juri babak final Alfred Young Sugiri, Stephanie Onggowinoto, dan Ananda Sukarlan. Pemenang utama ASA akan mendapat beasiswa kursus musim panas di Eropa tahun 2026.