Pabrik Rudal Iran Diserang, Ancaman Balasan ke Israel Meningkat

Minggu 27 Oct 2024 - 12:52 WIB
Reporter : Kemas A Rivai
Editor : Irwansyah

SUMATERAEKSPRES.ID - Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memanas di bulan Oktober 2024.

Serangan terbaru terjadi ketika tentara Zionis Israel melancarkan agresi terhadap beberapa lokasi militer di Iran yang diduga sebagai pabrik rudal, terletak di provinsi Teheran, Ilam, dan Khuzestan, pada dini hari Sabtu, 26 Oktober.

Sebelumnya, pada Jumat malam, serangkaian ledakan terjadi di Iran, yang dianggap oleh pihak berwenang setempat sebagai hasil dari upaya pertahanan udara yang berhasil mencegat serangan Israel.

BACA JUGA:Negara-Negara Mengecam Israel Pasca Serangan ke Iran

BACA JUGA:Iran Siagakan IRGC, Ancaman Balasan Jika Terjadi Banyak Korban atau Targetkan Infrastruktur Penting

Video yang beredar menunjukkan pasukan pertahanan udara Iran beraksi di wilayah Teheran, meskipun laporan menyatakan bahwa beberapa fasilitas, seperti Perusahaan Petrokimia Bandar Imam di Khuzestan, tidak mengalami kerusakan signifikan.

Konflik ini bermula dari serangan roket besar-besaran Iran ke Israel di awal bulan, di mana sekitar 200 rudal diluncurkan sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin Hamas dan Hizbullah yang didukung Iran.

Tindakan ini memicu serangan udara Israel yang menargetkan berbagai fasilitas militer di Iran, termasuk pabrik rudal dan sistem pertahanan udara.

BACA JUGA:Ketegangan Meningkat, China Tunjukkan Dukungan Tegas untuk Iran

BACA JUGA:Ketegangan Iran-Israel Meningkat, Israel Bersiap Serang Fasilitas Militer Iran

Dua tentara Iran dilaporkan tewas dalam eskalasi ini, meskipun sebagian besar rudal Iran berhasil dicegat.

Selain itu, milisi pro-Iran seperti Hizbullah turut terlibat dengan menyerang posisi intelijen Israel di perbatasan utara.

Situasi ini menambah kekhawatiran akan kemungkinan perluasan konflik di Timur Tengah.

Pemerintah Israel mengeluarkan peringatan bahwa Iran akan menghadapi konsekuensi serius jika terus menyerang.

Banyak negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri, sementara negara-negara Muslim seperti Suriah dan Irak menunjukkan dukungan terhadap Iran.

Kategori :