Hal ini penting untuk menghadapi tantangan transisi energi di masa depan.
"PAD Lahat saat ini hanya sekitar 6,7% dari total pendapatan, yang berarti ada kebutuhan mendesak untuk mengeksplorasi potensi di sektor pertanian, perkebunan, dan pariwisata," tambah Feriyansyah.
Ia juga mengingatkan bahwa ketergantungan pada DBH, terutama saat harga batubara berfluktuasi, bisa berisiko bagi perekonomian daerah.
Pihaknya juga menyoroti pentingnya melakukan kajian mengenai lokasi pasca tambang untuk memastikan pemanfaatannya yang optimal.
BACA JUGA:Misteri Hilangnya Khaarina, Indikasi Korban Dibawa Orang Tak Dikenal atau Mahluk Halus?
BACA JUGA:Janur Kuning Warnai Pelantikan Prabowo-Gibran Simbol Harapan Baru dan Kemeriahan
"Kami berharap hasil riset ini tidak hanya menjadi dokumen tanpa aksi, tetapi dapat diimplementasikan untuk meningkatkan PAD Lahat," tutup Feriyansyah.