Dukung Program GSMP
MUARADUA - Program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) memanfaatkan lahan kosong menjadi perkebunan jeruk manis yang dilakukan Liang Wahyudi, sebentar lagi akan masuk masa panen. Kebun jeruk manis jenis BW tersebut, hanya tinggal menunggu penguatan perangsangan buah agar lebat."Hanya tinggal diberikan satu kali pupuk lagi, dicampur garam, dan obat lainnya jeruk ini akan tumbuh subur. Bahkan buahnya akan lebat dan bisa panen maksimal ini bisa capai 70 ton pada panen nanti," ungkapnya.Ko Kuang sendiri mengaku sangat mendukung program GSMP yang dipelopori Gubernur Herman Deru. Berangkat dari kebiasaannya gemar mengonsumsi buah jeruk manis, Ko Liang yang merupakan salah satu pengusaha ini, tergerak untuk membuka perkebunan jeruk manis BW. Lahan kosong yang semula bekas dari kebun karet yang tidak lagi produktif, langsung disulapnya menjadi perkebunan jeruk manis. Setelah beberapa tahun berjalan, kini kebun jeruk tersebut tak lama lagi bisa dipanen.
"Awalnya karena biasa setiap hari beli jeruk manis untuk dikonsumsi. Setiap beberapa hari bisa beli jeruk manis ini 3 kg dengan harga Rp20 ribu. Dari kebiasaan itu lah, terpikir kenapa tidak tanam sendiri," ungkapnya.Pria yang akrab disapa Ko Liang ini pun, mulai menghitung kalkulasi untuk membuka kebun jeruk.Kebetulan saat itu, dia memiliki sebuah lahan sekitar 2 hektare yang belum terisi tanaman kebun. Setelah dihitung, keuntungan menanam kebun jeruk sendiri memang cukup menggiurkan.Dimana dari lahan tersebut, jika panen tiba buah-buah tersebut bukan cuma hanya bisa dikonsumsi seluruh keluarga tetapi juga bisa dijual.
"Kalau panen tiba, per satu batang jeruk ini saya bisa dapat 10 kg. Nominal sekitar Rp200 ribu masuk satu batang. Kan lumayan, karena kalau saya tanam ini ada sekitar 800 batang jeruk," bebernya.Dia sudah mulai menghitung rincian, dimana dari 800 batang jeruk yang sudah ditanamnya diperkirakan bisa mencapai 32 ton setiap panen tiba. tetapi jika perangsang buah ini nanti berhasil, hasil panen bisa dua kali lipat sekitar 70 ton. Untung jelas sangat besar jika hanya sekedar untuk dikonsumsi. Tapi juga bisa dibagikan, ataupun dijual menjadi bisnis.
" Ini 70 ton kita jual cepat saja Rp15 ribu, itu omzetnya besar yang masuk ke kita. Itulah kebun jeruk saya ini sempat langsung ditawar orang 1,6 miliar tidak saya lepas," jelasnya.Berkebun jeruk memang kini menjadi profesi hobi yang terus difokuskan.Meskipun untuk perawatan berkebun jeruk termasuk rumit, karena perlu perawatan seperti mengurus bayi.Namun hal tersebut tidak masalah, karena bagian dari perjalanan petani. "Perawatan layaknya seperti pupuk, pestisida, dan lain-lainnya. Lalu, untuk perawatan seperti biasa tunasnya harus dipotong-potong terus setiap hari," bebernya. (end/)
Kategori :