PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palembang menciptakan inovasi teknologi pengawasan banjir di Palembang menggunakan Smart Village Monitoring System (SVMOS).
Inovasi ini merupakan bagian dari Program Dana Padanan (PDP) atau Matching Fund yang didanai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. "Program ini bertujuan memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat. Melalui ekosistem kolaborasi ini diharapkan tercipta kerja sama berkelanjutan dan saling menguntungkan," ujar Ketua Pelaksana PDP Polsri Dr Ade Silvia ST MT pada acara PDP 2024 di Kelurahan Lorok Pakjo, Kecamatan Ilir Barat 1, Jumat (4/10).
Dikatakans, sistem SVMOS merupakan pemanfaatan teknologi modern untuk memantau potensi banjir secara real-time dan mendeteksi hambatan aliran air, seperti sampah, yang seringkali menjadi penyebab banjir di Palembang. Dijelaskan, saat air sungai pasang sampah akan memasuki permukiman warga di bantaran sungai.
Tak hanya teknologi, lewat program PDP ini juga dilakukan pendampingan psikologi membentuk perilaku masyarakat untuk meningkatkan kesadaran lingkungan di Lorok Pakjo. Salah satunya soal kesadaran tidak membuang sampah sembarangan, apalagi perilaku membuang sampah di sungai masih jadi kebiasaan warga.
BACA JUGA:Ajak Siswa Belajar Sambil Bermain, Sekolah Ciptakan Inovasi Pembelajaran
BACA JUGA:Garuda ID, Inovasi untuk Kenyamanan dan Keamanan Saat Menonton Pertandingan!
Program pendampingan sendiri, lanjut Ade, ada 3 tahapan yakni pretest, sosialisasi, dan post-test. Pada tahap pretest, tim surveyor survei awal dengan wawancara dan observasi untuk menilai pemahaman serta sikap masyarakat terkait pengelolaan sampah. "Hasil survei digunakan sebagai dasar sosialisasi dan edukasi pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, khususnya dalam mencegah sampah masuk ke aliran sungai," ucapnya.
Dia berharap melalui kolaborasi antara Polsri dan Dinas PUPR Kota Palembang, inovasi ini menjadi solusi jangka panjang mengurangi dampak banjir di Palembang. Selain itu, pemberdayaan masyarakat dengan edukasi diharapkan membentuk kebiasaan baru yang lebih peduli terhadap lingkungan. "Dengan kombinasi antara teknologi dan perubahan perilaku masyarakat, Program Dana Padanan 2024 ini diharapkan mampu mengurangi frekuensi dan dampak banjir di Kota Palembang," tandasnya.