LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID - Diduga depresi usai kematian kedua orang tuanya membuat seorang pemuda di Lubuklinggau bernama Sahdana (32) ini nekat mengakhiri hidupnya dengan cara menyiramkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan membakar tubuhnya.
Aksi bunuh diri ini dilakukan korban dini hari kemarin (3/10) sekitar pukul 00.15 WIB di rumah saudaranya di Jl Kenanga II Kelurahan Batu Urip Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Kota Lubuklinggau.
BACA JUGA:Buat Anak Ketagihan Datang ke Posyandu, Geber Inovasi Tarik Kunjungan
BACA JUGA:Inovasi Hotel Tetap Survive¸Gandeng WO Jual Paket Wedding Party
Usai kejadian, korban sempat dilarikan ke RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau oleh keluarganya tapi nyawanya tak tertolong hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 03.30 WIB, dini hari kemarin (3/10). Korban meninggal dunia setelah mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya yang setelahnya langsung dibawa keluarganya untuk disemayamkan di rumah.
Lalu seperti apa peristiwa tragis ini sampai bisa terjadi ? Kapolres Lubuk Linggau, AKBP Bobby Kusumawardhana,SIK,MH melalui Kasat Reskrim AKP Hendrawan,SH, yang dikonfirmasi terkait insiden ini membenarkan.
“Benar, saat ini jenazah sudah dibawa pulang ke rumah oleh pihak keluarga untuk dimakamkan. Dari keterangan sementara para saksi diketahui jika korban ini mengalami depresi pasca kematian kedua orang tuanya beberapa waktu lalu,” ungkap Hendrawan.
Menurut Hendrawan, pasca ditinggal mati oleh kedua orang tuanya, korban tinggal bersama dengan kakaknya yang bernama Teguh, yang mengakui kesehariannya sang adik seringkali terlihat murung.
Bahkan, Teguh mengaku sempat membawa sang adik untuk menjalani pemeriksaan mental yang didapatkan hasilnya korban mengalami depresi akibat ditinggalkan oleh kedua orang tuanya yang meninggal dunia beberapa waktu lalu.
Pada saat kejadian, dair keterangan Teguh dirinya mendapati korban berlarian ke depan rumah dalam kondisi tubuh yang terbakar, kaget bercampur takut saat itu Teguh berusaha memadamkan kobaran api yang membakar nyaris seluruh tubuh korban.
Hingga akhirnya dibantu tetangga sekitar Teguhpun membawa sang adik yang saat itu masih dalam kondisi sadar ke RS Siti Aisyah, tapi selama lebih dari dua jam lamanya mendapatkan pertolongan medis akhirnya korban menghembuskan nafas terakhirnya.
“Dari keterangan kakak korban, adiknya itu mengalami luka bakar hampir 90 persen hingga meninggal dunia di rumah sakit,” sebut Hendrawan didampingi Kapolsek Lubuklinggau Utara, AKP Denhar, kemarin (3/10).
Masih menurut Hendrawan, dari keterangan sejumlah saksi mata, salah satunya Edi Yansyah yang merupakan pemilik warung di dekat rumah korban yang mengaku sekitar pukul 23.30 WIB korban memang sempat datang ke warung untuk membeli BBM jenis Pertalite.
“Keterangan pemilik warung korban beli Pertalite itu dengan menyerahkan uang Rp30 ribu, pemilik warung yang tak menaruh curiga memberikan Pertalite dengan cara dibungkus menggunakan plastik, karena korban tidak membawa botol ataupun jeriken,” ungkapnya.
Sementara adik korban, Rama Aidil Fitriansyah, juga mengakui jika kakaknya itu sudah lama mengalami depresi sejak kematian orang tuanya, saat kejadian Rama mendapat kabar dari salah seorang kerabatnya bernama Puput yang menginformasikan bahwa Sahdana telah membakar dirinya sendiri.