Keterkaitan Seni dan Ilmu Turbulensi
Melalui penelitian ini, para ilmuwan menggunakan pola sapuan kuas dalam "The Starry Night" untuk memeriksa lebih dalam mengenai perpindahan energi dalam sistem turbulen.
Teori energi berjenjang (cascading energy theory) yang mereka gunakan menguraikan bagaimana energi kinetik mengalir dari aliran besar menuju skala yang lebih kecil, mirip dengan apa yang terjadi di atmosfer.
Peneliti juga menemukan bahwa sapuan kuas Van Gogh mengikuti hukum Kolmogorov, sebuah prinsip fisika yang memprediksi pola aliran dan pergerakan energi di atmosfer berdasarkan inersia.
BACA JUGA:Keliling Indonesia Gelar Pameran Lukisan
BACA JUGA:Pajang Lukisan Realistis hingga Natural
Lebih jauh lagi, analisis menunjukkan adanya keselarasan dengan skala Batchelor, yang menjelaskan hukum energi dalam turbulensi skala kecil.
Penemuan Langka dalam Dunia Fisika
Yongxiang Huang, salah satu ilmuwan utama dalam studi ini, menjelaskan bahwa menemukan kedua skala turbulensi dalam satu sistem adalah hal yang jarang terjadi.
Turbulensi, yang biasanya terkait dengan aliran fluida atau udara pada angka Reynolds tinggi, kini juga ditemukan dalam aliran dengan angka Reynolds rendah di mana viskositas menjadi lebih dominan.
Temuan ini membawa para peneliti untuk mengusulkan definisi baru yang lebih luas mengenai turbulensi.
BACA JUGA:Sungai Manna Meluap, Warga Baturaja Terhanyut Arus
Hal ini semakin menunjukkan bahwa karya seni seperti "The Starry Night" tidak hanya memiliki nilai estetika tinggi, tetapi juga menjadi bahan kajian ilmiah untuk memahami fenomena alam yang kompleks.
Dengan demikian, karya Van Gogh kini tak hanya dikenang sebagai salah satu mahakarya seni, tetapi juga menjadi inspirasi bagi penelitian di bidang fisika, membuka pandangan baru tentang keterkaitan antara seni dan ilmu pengetahuan.