SUMATERAEKSPRES.ID – Kehidupan berumah tangga tidak selalu berjalan mulus, setiap pasangan pasti menghadapi berbagai ujian, mengingat setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan.
Dalam konteks ini, peran suami sebagai kepala rumah tangga sangatlah penting. Suami bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan menciptakan suasana harmonis.
Suami seharusnya bisa memberikan nasihat, kasih sayang, serta membangun kebersamaan dalam ibadah untuk menciptakan rumah tangga yang harmonis dan menjadi contoh bagi anak-anak.
BACA JUGA:Tragedi Kecelakaan di Palembang, Karyawati Tewas Terlindas Truk Usai Pulang Kerja
Ketika terjadi perbedaan pendapat, penting bagi pasangan untuk menahan emosi dan menghindari kata-kata kasar, agar tidak memicu pertengkaran yang lebih besar.
Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah mengenai boleh tidaknya istri marah kepada suami. Dalam ajaran Islam, marah terhadap suami dianggap tidak diperbolehkan, bahkan bisa menjadi dosa besar.
BACA JUGA:Senam Sehat Bersama Ratu Dewa, Ribuan Warga Antusias Ikut
BACA JUGA:Pemkot Prabumulih Siapkan Lowongan 2.847 PPPK untuk Honorer
Suami memiliki kedudukan sebagai pemimpin dalam rumah tangga yang harus selalu dihormati.
Oleh karena itu, saat istri merasa marah akibat kesalahan suami, sebaiknya ia mengekspresikannya dengan cara yang santun, bukan dengan emosi atau kata-kata kasar.
Istri dianjurkan untuk banyak beristighfar agar dapat menghilangkan rasa marahnya.
BACA JUGA:Yudisium Fakultas Ekonomi Universitas Taman Siswa Momentum Bersejarah 67 Mahasiswa
BACA JUGA:Sungai Aur Merupakan Warisan Alam dan Sejarah yang Terkubur di Tengah Pencemaran
Sebaliknya, suami pun memiliki tanggung jawab untuk menjaga perilaku dan perasaan istri, sehingga hubungan rumah tangga dapat terus berada dalam keadaan sakinah, mawaddah, dan warahmah.