Melihat Penggunaan Tenaga Surya pada Perahu Ketek Warga Pulau Kemaro
SUMATERAEKSPRES.ID - Kendaraan air seperti perahu ketek merupakan “nyawa” bagi sekitar 200 kepala keluarga di Pulau Kemaro. Kehidupan mereka sangat bergantung dengan ketek, namun selama ini berbiaya besar lantaran berbahan bakar minyak (BBM). Lewat program CSR-nya, PT Pusri Palembang memberikan bantuan 2 ketek bertenaga surya untuk warga.
Ibnu Holdun – PALEMBANG
Senyum Nurdin (62) terus mengembang. Ketua RT 11 di lingkungan Pulau Kemaro ini memperoleh bantuan ketek bertenaga surya dari PT Pusri Palembang. Ya, Nurdin salah satu dari 2 penerima bantuan senilai Rp60 juta ini. Nurdin menceritakan ketek bertenaga surya ini betul-betul sangat membantu warga Pulau Kemaro.
Diketahui, Pulau Kemaro sendiri merupakan sebuah daratan timbul di Sungai Musi, secara administratif masuk Kelurahan 1 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II. Menjangkau pulau ini harus menggunakan transportasi air, makanya penggunaan ketek sangat vital bagi warga. Selain untuk transportasi warga, wisatawan ke Pulau Kemaro, juga mengangkut logistik.
Dijelaskan, perahu ketek bertenaga surya ini punya keunikan dan keunggulan ketimbang perahu bertenaga solar (BBM). Panel tenaga surya yang terletak di atap ketek mampu mengisi baterai secara optimal saat matahari bersinar terik untuk menggerakan kapal. "Saat siang hari yang terik, baterai perahu ketek ini dapat terisi sampai penuh. Jika penuh, ketek bisa digunakan 4 jam nonstop. Tak perlu lagi menggunakan BBM,” ucapnya.
BACA JUGA:Meriah! Warga Memadati Balap Perahu Ketek di Sungai Musi, Jadi Destinasi Wisata Baru?
Keunggulan lain, ia tidak was-was lagi jika pasokan solar kosong. “Matahari sebagai sumber energi tenaga ketek tak terbatas dan ramah lingkungan,” ujarnya. Hanya saja, ada perbedaan dengan ketek solar. Kecepatan ketek tenaga surya lebih konstan dan tidak terlalu tinggi. Perahu ini juga memiliki keterbatasan dalam manuver, khususnya bergerak mundur. Kalau ketek solar bisa bergerak mundur, sedangkan ketek bertenaga surya belum bisa.
“Ketek bertenaga surya ini tak hanya ramah lingkungan karena tidak menimbulkan asap, juga dapat mengurangi ketergantungan warga terhadap bahan bakar fosil yang semakin mahal dan sulit didapat. Harapan saya ke depan semua ketek di Pulau Kemaro menggunakan tenaga surya. Selain hemat, juga lebih bersih dan tidak mencemari lingkungan," tambahnya.
Menurutnya, penduduk yang bermukim di Pulau Kemaro pada sisi belakang kelenteng sekitar 200 kepala keluarga. Kehidupan mereka bergantung dari pertanian dengan menanam padi dan mencari harta pusaka atau harta karun di dasar Sungai Musi. Ada pula yang menjadi serang ketek yang melayani pelayaran ke Pulau Kemaro.
Jasa penyewaan ketek bervariasi. Dari bawah jembatan Ampera bisa dikenakan hingga Rp250 ribu, pulang pergi. Sementara kalau menyebrang saja biasa dikenakan Rp10 ribu per orang. Mata pencaharian ini masih menjanjikan bagi warga Pulau Kemaro, karena setiap hari ada saja warga atau pengunjung menyewa jasa ketek. “Kalau pakai BBM solar itu biaya operasional mahal, makanya tarif sewa kapal juga mahal,” pungkasnya.