SUMATERAEKSPRES.ID-Maraknya media sosial (medsos) belakangan ini membuat orang bisa bebas mengekspresikan pendapatnya secara terbuka, yang tanpa disadari kondisi tersebut justru menjadi pemicu cyberbullying.
Cyberbullying atau perundungan di dunia maya menjadi salah satu problematika tersendiri di era digitalisasi seperti sekarang ini.
Humas Ahli Muda BRIN, Fadly Suhendra mengatakan, keluarga dapat menjadi salah satu solusi untuk menurunkan resiko perundungan di medsos.
Masih kata dia, pendekatan dan komunikasi antarkeluarga dapat menjadi tameng apabila seseorang mengalami cyberbullying.
BACA JUGA:Upaya Preventif Cegah Bullying, Disdikbud Gencar Sosialisasi ke Sekolah
Di samping itu, menurut dia, literasi digital dalam bermedia sosial juga sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat termasuk anak-anak.
"Literasi dilakukan dari sisi antisipasi bullying dan kecemasan dapat melalui perkembangan respon. Caranya cek fakta, paling penting yaitu perlunya membangun dialog di lingkup keluarga," kata Fadly mengutip RRI, Minggu (1/9/2024).
Kata dia, kurangnya literasi digital di level keluarga menengah ke bawah kerap menjadi hambatan.
Oleh karena itu, dibutuhkan perluasan sosialisasi literasi digital hingga level kelurahan agar mampu menjangkau masyarakat lebih luas.
Karena, dampak cyberbullying bagi anak sangat besar bahkan data yang dihimpun BRIN menunjukkan sekitar 60 persen remaja ada keinginan bunuh diri akibat cyberbullying.
BACA JUGA:Kejati Sumsel Gencarkan Jaksa Masuk Sekolah, Sosialisasikan Pencegahan Judi Online dan Cyberbullying
BACA JUGA:Waspada Bullying, Bikin Anak Kehilangan Percaya Diri hingga Ketakutan
"Dialog di level keluarga harus cair dan dihidupkan kembali, karena berdampak sangat besar untuk remaja," katanya.
Tak lupa ia pun menekankan, literasi digital bagi orang tua dalam keluarga berperan penting untuk mencegah dampak negative cyberbullying.