PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Penyakit Zoonosis Leptospirosis menginfeksi manusia hingga Mei 2024 mencapai 367 kasus dengan 42 kematian. Leptospirosis merupakan masalah kesehatan yang disebabkan infeksi bakteri Leptospira interrogans. Bakteri tersebut menyebar melalui darah atau urine hewan yang telah terinfeksi. Leptospirosis memiliki gejala yang menyerupai influenza, yaitu demam, sakit kepala, dan nyeri otot.
Dari jumlah kasus yang ada, kejadian leptospirosis terdeteksi di 15 Provinsi di Indonesia. Tiga provinsi dengan jumlah kasus terbanyak adalah Jateng (198 kasus), DIY (82 kasus), dan Jabar (24 kasus). Sedangkan kematian tertinggi ada di Jateng (26 kematian), DIY (6 kematian), dan DKI Jakarta (5 kematian). Kendati begitu kasus kematian akibat penyakit ini juga terjadi di Palembang tahun ini.
Medik Veteriner Ahli Madya Prov Sumsel sekaligus Ketua PDHI Sumsel, Dr drh Jafrizal MM menjelaskan penyakit Zoonosis Leptospirosis di Sumsel, menurut laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, ada 2 kasus positif Leptospirosis dengan 1 kematian di Kota Palembang selama tahun 2024.
"Artinya masyarakat Sumsel harus menerapkan pola hidup bersih untuk menghindari penularan penyakit ini yang lebih banyak," sampainya, Senin (26/8). Dijelaskan Leptospirosis ditularkan melalui bakteri Leptospira dari kencing tikus. Bakteri akan menginfeksi hampir semua mamalia, termasuk manusia.
BACA JUGA:Ini Cara untuk Mengetahui Penyakit Tanaman Akibat Jamur atau Bakteri, Yuk Simak
"Hewan dan manusia yang tertular melalui makanan maupun kulit yang lecet atau selaput lendir pada saat kontak dengan banjir atau genangan air sungai hingga selokan dan lumpur," jelasnya. Biasanya, kata dia, penyakit Leptospirosis menyebar saat suatu wilayah tengah atau sempat terkena banjir.
"Leptospirosis memiliki berbagai macam efek, mulai dari infeksi ringan tanpa gejala hingga kegagalan beberapa organ dan kematian," ujarnya. Penularan dari hewan peliharaan, sehingga pemilik hewan terutama kucing perlu mewaspadai hewannya terinfeksi Leptospira yang mungkin berperan dalam penyakit ginjal jangka panjang.
"Kucing tidak mungkin menunjukkan gejala Leptospirosis yang terlihat pada hewan lain. Pemilik harus berhati-hati saat membersihkan urin hewan terutama hewan kesayangan kucing," paparnya. Bakteri ini dikeluarkan melalui urin hewan yang terinfeksi. Urin yang terinfeksi dapat mencemari dan bertahan hidup di air permukaan, seperti rawa, sungai, dan anak sungai dalam jangka waktu lama, sehingga penyakit ini sering kali ditularkan dari air.
"Maka disarankan kepada pemilik hewan melakukan pemeriksaan darah atau urin secara berkala untuk mengidentifikasi bakteri dalam darah, urin, atau jaringan," katanya. Pada kucing, antibodi terhadap bakteri dapat dideteksi. karena Leptospirosis bisa menular dari hewan ke manusia.
Setiap pemilik harus mengambil tindakan pencegahan yang tepat saat menangani hewan yang diketahui atau diduga terinfeksi. "Bila hewan Anda sakit, segera konsultasikan ke dokter hewan karena bisa jadi penyakit yang diderita merupakan penyakit yang dapat menular kepada pemilik," pungkasnya.