Ini Solusi dalam Pengobatan Sakit Maag, Berikut kata dr Mario Steffanus SpPD Dokter Spesialis Penyakit Dalam
dr Mario Steffanus SpPD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam-FOTO : IST-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Sakit maag atau yang kerap dikenal dengan istilah dispepsia merupakan salah satu gejala yang paling sering dikeluhkan oleh berbagai kalangan masyarakat.
Gejala dispepsia dapat berbagai macam dari rasa tidak enak atau kembung sampai nyeri yang hilang timbul di ulu hati.
Gejala dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Mayoritas dispepsia disebabkan oleh gangguan fungsional atau tidak didapatkan kelainan organik di lambung.
Selain itu dapat juga disebabkan oleh adanya gangguan di lambung seperti peradangan ringan sampai terjadinya tukak atau luka di lambung yang dapat menyebabkan perdarahan di lambung.
BACA JUGA:Penderita Maag Wajib Tau, Hindari 6 Jenis Makanan Ini Agar Gejalanya Tak Kambuh
BACA JUGA:Ragam Manfaat Daun Karet Kebo untuk Kesehatan Tubuh yang Jarang Diketahui, Diantaranya dapat Mengobati Maag
Adanya tukak di lambung dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti penggunaan beberapa obat anti radang, anti nyeri dan pengencer darah.
Namun juga terdapat faktor lain yang penting adalah adanya infeksi Helicobacter pylori ( H.pylori ).
Di beberapa negara berkembang diperkirakan terdapat 80% dari po- pulasi terinfeksi H.pylori pada usia 20 tahun, sedangkan di Indonesia prevalensinya sekitar 22.1%.
H.pylori hidup pada lapisan permukaan lambung yang bersifat asam.
BACA JUGA:Penderita Nyeri Ulu Hati dan Maag Wajib Hati-hati konsumsi gorengan saat buka puasa
BACA JUGA:Ternyata, Puasa Dapat Meringankan Gejala Maag dan GERD
Pada kondisi yang ideal, keberadaan H.pylori tidak akan menimbulkan kerusakan, namun pada keadaan tertentu infeksi oleh bakteri tersebut dikaitkan dengan terjadinya peradangan kronis lambung, tukak lambung dan usus 12 jari, sampai dapat menyebabkan kanker lambung.
Pemeriksaan untuk mengetahui adanya infeksi H. pylori sangatlah penting dalam upaya pengobatan sakit maag atau dispepsia tersebut.
Pemeriksaan Urea Breath Test (UBT) merupakan pemeriksaan sederhana, cepat dan aman yang direkomendasikan untuk mendeteksi adanya infeksi H pylori.
BACA JUGA:Mengatasi Maag: Inilah 4 Tips Efektif Mengubah Pola Makan untuk Meredakan Gejalanya!
BACA JUGA:Gampang Banget Dicoba! Berikut Tips Praktis Menghindari Kambuhnya Penyakit Maag
Prinsip pemeriksaan UBT adalah terbentuknya karbon dioksida (CO2) dan ammonia (NH3) dari proses pemecahan urea oleh enzim urease yang diproduksi oleh bakteri H.pylori.
Pemeriksaan ini disarankan pada pasien dengan gejala dispepsia. Apabila ditemukan hasil UBT yang positif, pengobatan infeksi H.pylori dapat langsung dimulai.
UBT juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi keberhasilan eradikasi H.pylori setelah terapi selama 4 minggu.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menelan kapsul urea 13C atau 14C, lalu pasien diinstuksikan untuk menghembuskan nafas untuk mengukur kadar 13-CO2 atau 14-CO2 yang dikeluarkan.
BACA JUGA:Ini 5 Manfaat Temulawak untuk Penderita Maag yang Wajib Diketahui
BACA JUGA:5 Manfaat Temulawak untuk Penderita Maag yang Wajib Diketahui, Nyesel Ga Baca!
Jika ditemukan peningkatan kadar karbon dioksida (13-CO2 dan/atau 14-CO2) maka dapat dinilai terdapat infeksi H.pylori.
Pasien yang akan melakukan pemeriksaan UBT diharuskan puasa selama 4 jam sebelumnya.
Selain itu penggunaan obat-obatan seperti antibiotik harus diberhentikan selama 4 minggu dan proton-pump inhibitor (PPI) atau sukralfat selama 2 minggu sebelum pemeriksaan, agar tidak menghasilkan pemeriksaan yang negatif palsu.
Kunci utama dalam pengobatan sakit maag atau dispepsia adalah mencari dan mengendalikan penyebab dan faktor risiko dispepsia itu sendiri.
Pengobatan infeksi H. pylori menjadi salah satu usaha penting dalam pengobatan sakit maag atau dispepsia.(rf)