SUMATERAEKSPRES.ID - Keris adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang banyak dikoleksi, namun sebagian besar keris tua ditemukan di sungai-sungai.
Temuan keris tua dari berbagai daerah menunjukkan bahwa banyak dari artefak tersebut berasal dari masa lalu yang sangat jauh, termasuk dari kerajaan Sriwijaya.
Keris yang ditemukan umumnya memiliki bentuk yang bervariasi. Pada masa awal, keris mirip dengan kampak batu atau kampak berimbas dan kemudian berkembang menjadi keris jenis betok kabudhan yang ditempa dari besi.
BACA JUGA:Mengenal Tujuh Keris Paling Sakti di Nusantara
BACA JUGA:Tiga Keris Termahal di Nusantara, Berikut Ulasannya
Keris betok kabudhan biasanya tidak memiliki luk dan pada awalnya digunakan sebagai semi senjata perang.
Temuan keris dari abad ke-6 Masehi yang ditemukan di sungai Musi, Palembang, memperlihatkan bentuk yang sangat kuno dan mirip dengan keris yang ada di Pulau Jawa, namun dengan perbedaan yang cukup mencolok.
Penanggalan karbon pada keris-keris dari aliran sungai Musi menunjukkan bahwa banyak di antaranya berasal dari abad ke-6 hingga ke-12 Masehi.
BACA JUGA:Sejarah dan Filosofi Keris Melayu di Bumi Nusantara: Yuk Simak Asal Usul dan Tuahnya yang Mistis!
BACA JUGA:Dijaga Sosok Burung Ketitiran, Jelmaan Keris Usang Sungging
Keris dari Sriwijaya diyakini sebagai salah satu awal mula perkembangan keris, mengingat kekuasaan kerajaan Sriwijaya yang meliputi hampir seluruh wilayah Asia Tenggara pada masa itu.
Model keris betok kabudhan dari Sriwijaya mulai diadopsi oleh empu di Pulau Jawa dan mengalami perubahan bentuk dari jenis betok kabudhan menjadi keris berluk atau berkelok.
Kerajaan Sriwijaya, yang berdiri sejak abad ke-5 hingga ke-6 Masehi, dianggap sebagai salah satu kerajaan tertua di Nusantara.
Sementara itu, kerajaan-kerajaan di Pulau Jawa merupakan kerajaan yang lebih muda dan berada di bawah kekuasaan Dinasti Sailendra yang berasal dari Sriwijaya.