PALEMBANG – 4 kampung kreatif dari 4 Kecamatan di Kota Palembang disambangi Dewan Juri Lomba Kampung Kreatif Tahun 2024 pada hari ketiga peninjauan lapangan, Selasa (20/8). Ke empat kampung itu, yakni Kampung Kreatif Ketapean Berkelir (IT III), Kampung Dogan (Sako), Kampung Lampit 18 (Sukarami), dan Kampung Digital Mintorejo (Alang-Alang Lebar).
Hadir langsung Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, Drs Kgs H Sulaiman Amin (penanggung jawab) beserta jajaran, Koordinator Dewan Juri, Maulidia Wahyuni (Kabid Ekonomi Kreatif Dispar Palembang), Ketua Dewan Juri, RM Ali Hanafiah SH (Sejarawan, Budayawan) bersama anggota, Vita Sandra (Disbudpar Sumsel), Yudi Suhairi (Komite Ekonomi Kreatif), Dr Sri Rahayu (Akademisi), Dr Muhammad Juliansyah Putra (Dosen ITB), serta perwakilan Sumatera Ekspres.
Dalam kunjungan ke kampung pertama, Ketapean Bekelir, Rusmeidi Saputra, Camat IT III menyampaikan yang menarik pada kampung ini yaitu kampung yang dicat warna warni oleh warga. "Dicat warna warni sejak pelaksanaan Event Asian Games 2018," sampainya saat kehadiran juri ke kampung tersebut, Selasa (20/8).
Dikatakan, terbentuknya kampung kreatif ini juga berkat kekompakan masyarakat. Dengan kekompakan masyarakat yang berada di lokasi ini, maka tercipta lingkungan yang bersih, dan elok. Tak hanya mendukung program pemerintah dalam menjaga lingkungan, tetapi juga diharapkan dapat menjadi destinasi wisata melalui program kampung kreatif. "Ada beberapa aktivitas pendukung yang secara rutin dilakukan, seperti majelis taklim, majelis dzikir, dan hadroh remaja," pungkasnya.
BACA JUGA:Isuzu Astra Motor Raih Penghargaan di Ajang AIBP 2024, Dorong Digitalisasi di Era Industri 4.0
BACA JUGA:Saweria, Platform Lokal Terpercaya untuk Kreator Konten Menghasilkan Pendapatan di Era Digital
Sementara, Lurah Sako Baru, Aunah mengungkapkan Kampung Dogan dulu dikenal dengan hasil bumi kelapa mudanya atau dogan, dan lokasi ini telah menjadi pusat kegiatan ekonomi warga setempat. "Ada 7 pedagang dogan di kampung ini. Ada juga usaha turunannya seperti asinan dogan dan jelly dogan yang memiliki potensi besar untuk berkembang," ujarnya.
Aunah berharap pemerintah melalui program UMKM bisa memberikan perhatian lebih kepada pelaku usaha di Kampung Dogan supaya mereka lebih berkembang dan berdaya saing. Menurut Aunah, pendapatan para pedagang dogan berkisar Rp1,5 juta-Rp 5 juta per bulan. Angka ini dianggap cukup baik, namun masih membutuhkan dukungan peningkatan modal usaha. "Kami berharap dengan adanya perhatian lebih dari pemerintah, para pedagang bisa mengembangkan usahanya dan meningkatkan pendapatan mereka," tambahnya.
Suyandi Martin, Lurah Sukarami menjelaskan di Kampung Lampit 18 banyak pengrajin lampit. “Lampit merupakan kerajinan tangan atau anyaman dari rotan yang biasa dijadikan tikar, karpet, dan jenis kerajinan anyaman lainnya," ujarnya. Kampung Lampit 18 berasal dari inisiatif unik yang memanfaatkan kreativitas dan keterampilan lokal untuk meningkatkan perekonomian warga.
"Maka Ketua RT 18, RW 07 membuat perkumpulan warga yang dinamakan Kampung Lampit 18," terangnya. Mereka membuat pola pikir kreatif agar dapat menghasilkan inovasi baru yang ada di lingkungan mereka. "Sehingga hasil kreativitas dan inovasi di kampung mereka bisa diketahui oleh masyarakat luar," bebernya.
BACA JUGA:Indibiz Ekspedisi Solusi Digital, Bagi Pelaku Usaha Ekspedisi dan Transportasi
Terakhir Kampung Digital Mintorejo menjadi andalan Kecamatan AAL. Sekcam AAL, Reksudiharjo menerangkan pihaknya menampilkan Kampung Digital Mintorejo beserta para UMKM yang ada di dalamnya. “Kami harapkan saran dan masukan dari tim penilai. Mudah-mudahan kampung kami bisa menjadi salah satu yang terbaik,” tegasnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, Drs Kgs H Sulaiman Amin menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan tim juri kali ini untuk melihat langsung apa yang dipaparkan sesuai dengan di lapangan.