Industri Game Lokal Berfokus pada Sejarah dan Horor Mendapat Penerimaan Positif

Sabtu 17 Aug 2024 - 19:30 WIB
Reporter : Dody Suryawan
Editor : Rian Sumeks

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Dengan diberlakukannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional, industri game lokal mengalami perkembangan pesat.

Kini, muncul berbagai karya game yang mengangkat tema sejarah dan budaya, khususnya sejarah kerajaan masa lalu. Fenomena ini menarik perhatian karena game menjadi sarana yang efektif untuk menjangkau kalangan muda serta mengedukasi mereka tentang warisan budaya bangsa.

Riwi, seorang dosen di Polibatam yang juga terlibat dalam pengembangan game, menjelaskan bahwa saat ini timnya tengah mengerjakan dua proyek game, yakni "Mahakarya" dan "Battle of Riau."

Kedua game ini memanfaatkan teknologi Virtual Reality (VR) untuk menawarkan pengalaman yang lebih mendalam.

BACA JUGA:6 HP Gaming dengan Pengisian Daya Tercepat, Dijamin Puas Main Game Seharian!

BACA JUGA:5 Game Truk Simulator Android Terbaik untuk Pengalaman Berkendara Seru

"Battle of Riau" mengisahkan tentang kerajaan Melayu di Batam yang dipimpin oleh Raja Ali Haji, yang berhasil menangkis upaya ekspansi Belanda pada tahun 1784. Game ini, yang diberi nama "Battle of Tanjung Pinang," merupakan hasil kerja sama dengan Infinity Learning di Nongsa Digital Park (NDP), Batam.

Proses pengembangan game ini memakan waktu sekitar 1,5 tahun, melibatkan diskusi intensif dengan akademisi dan masyarakat untuk memastikan akurasi historis dan kualitas visual. Saat ini, game ini belum dijual secara komersial.

Fokus utama adalah mendapatkan umpan balik positif dan menjajaki kemungkinan pendanaan lebih lanjut dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

BACA JUGA:6 Game Simulasi Bus Terpopuler untuk Android Lengkap dengan Peta Lokal, Sudah Coba?

BACA JUGA:Tanda Daftar PSE Game/Aplikasi HDI Sudah Dipulihkan Kemenkominfo, Terdaftar Lagi di Google Apps Store

Di sisi lain, Muhammad Ali Zulfikar, mahasiswa semester 7 di Politeknik Malang, membagikan pengalamannya. Setelah berhasil meraih dua penghargaan dalam lomba game tingkat nasional, ia kini sedang mengembangkan dua game bertema horor yang terinspirasi oleh budaya Jawa.

"Night Watch Gallery" menghadirkan kisah seorang penjaga galeri dengan elemen mistis, sedangkan "Little Factory" mengajak pemain untuk mengelola sampah secara berkelanjutan.

Zulfikar menekankan potensi besar pasar game horor, baik di Indonesia maupun internasional. Dalam proses pembuatan, ia dan timnya melakukan riset mendalam tentang museum di Malang dan Jakarta, serta menciptakan suasana yang mencerminkan pengalaman tersebut secara virtual.

Harapannya, dengan adanya dukungan regulasi dari pemerintah, industri game dapat lebih berkembang melalui pembukaan program studi, pelatihan bersertifikasi, dan pembangunan komunitas serta inkubator industri game.

Kategori :