SUMATERAEKSPRES.ID - Yudian Wahyudi, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), kembali menjadi pusat perhatian publik setelah munculnya kebijakan kontroversial terkait Paskibraka putri di tingkat nasional.
Pada pengukuhan dan upacara Kenegaraan 17 Agustus HUT RI ke-79. Paskibraka perempuan diharuskan melepas jilbabnya, yang memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk ormas keagamaan dan masyarakat umum.
Kepemimpinan Yudian Wahyudi di BPIP telah lama disoroti karena sejumlah kebijakan dan pernyataan yang kontroversial.
Pada 2018, Yudian menciptakan polemik dengan mengeluarkan kebijakan pelarangan penggunaan cadar di kampus, yang kemudian dicabut setelah mendapat protes keras dari berbagai kalangan.
BACA JUGA: Buruan Klaim, Kode Redeem FF Terbaru Jumat 16 Agustus 2024
Lebih lanjut, pada 2020, Yudian membuat pernyataan yang menyebut agama sebagai "musuh besar Pancasila," yang menimbulkan kemarahan di media sosial dengan tagar #BubarkanPancasila.
Pernyataan tersebut dinilai menyinggung perasaan banyak pihak dan menambah daftar kritik terhadap kebijakan-kebijakan BPIP di bawah kepemimpinannya.
Pada Agustus 2021, Yudian mengadakan lomba bertajuk "Hormat Bendera Menurut Hukum Islam" untuk memperingati Hari Santri Nasional. Lomba ini juga menuai kontroversi dan memicu seruan untuk membubarkan BPIP.
BACA JUGA:Yuk Simak, Perawatan Rambut Buat Para Hijabers Biar Tetap Sehat
BACA JUGA:Ketahui Tugas Utama Paskibraka, Proses Seleksi dan Syaratnya
Kini, kebijakan terbaru yang mewajibkan Paskibraka perempuan melepas jilbabnya saat prosesi pengukuhan kembali menambah daftar kontroversi
yang mengelilingi Yudian Wahyudi. Gelombang protes yang meluas menunjukkan ketidakpuasan masyarakat dan mendesak agar aturan tersebut ditinjau ulang.