*Kondisi Desfa, Pasien Usus Buntu Pascatiga Kali Operasi
Setelah sempat menjalani perawatan intensif di RS Hermina, usai dipindah dari RSUD Palembang Bari, Desfa Anjani (7) dirujuk ke RSUP dr Mohammad Hoesin (RSMH). Anak ini alami kondisi gizi buruk. Seperti apa ceritanya?Selama dirawat pascaoperasi usus buntu, berat badan Desfa turun terus. Dari awalnya 18 kg, kini tinggal 12 kg. Kondisi ini membuat orang tuanya, Herman (44) dan Yani (38) sangat sedih. Sudah lebih sebulan putri kecil mereka terbaring tanpa daya di rumah sakit. Belum ada tanda kesembuhan.“Sejak masuk ke RS hingga sekarang, anak saya ini makannya lewat infus. Sehingga kondisi tubuhnya melemah dan kehilangan banyak nutrisi,” ungkap Herman, kemarin. Di RSMH, Desfa ditempatkan di ruang PICU. Saat ini sedang diupayakan memperbaiki gizinya dulu. “Kata dokter yang merawatnya, mau memulihkan dan memperbaiki gizi Desfa dulu," tambah Herman. Pemindahan anaknya dari RS Hermina Jakabaring ke RSMH berdasarkan rujukan. Sebelumnya, Desfa pindah ke RS Hermina juga dengan rujukan dari RS Palembang Bari. BACA JUGA : Inilah Sajian Menu Berbuka Puasa di Wyndham Opi Hotel Beserta Harganya BACA JUGA : Sumsel Tuan Rumah Harganas ke-30 "Belum tahu kapan anak saya bakal dioperasi.Y ang terpenting sekarang bagaimana gizi Desfa diperbaiki dulu. Katanya di RSMH peralatan lebih lengkap dan punya ahli gizi anak,” bebernya.
Dia dapat penjelasan dari dokter yang memeriksa anaknya, ada infeksi di bekas jahitan operasi usus buntu pada perut Desfa. “Ada bagian usus yang pecah sehingga terjadi infeksi," beber dia menirukan penjelasan dokter.Dokter yang kini merawat Disfa di RSMH belum mengizinkan Herman dan keluarganya masuk ke ruangan tempat anak itu dirawat. "Kami belum tahu kondisi terkini anak kami. Kata dokter, mereka lagi fokus untuk memulihkan kesehatan Desfa. Karena ini untuk kebaikan, kami hanya bisa menurut saja," tutur Herman. Sebelumnya, pascaoperasi di RSUD Palembang Bari, Desfa masih mengeluh sakit. Dari perutnya keluar cairan berupa nanah. Awalnya, Desfa yang diduga sakit typus dibawa ke rumah sakit, pada Kamis (2/2). Setelah dapat perawatan, kondisinya membaik. “Sakit typusnya sembuh, tapi belum sempat dibawa pulang, anak saya mengeluh sakit perut,” tutur Herman. BACA JUGA : Tips Menghindari Highway Hypnosis Saat Berkendara di Jalan Tol
Desfa kemudian dirontgen, hasilnya diketahui menderita usus buntu. Senin (6/2), Desfa menjalani operasi. “10 Februari diperbolehkan pulang, diberi obat paracetamol dan antibiotik,” tuturnya.Setiba di rumah, kondisi Desfa bukan semakin membaik. Dari jahitan bekas operasi, ada cairan yang keluar. "Awalnya kami kira tidak apa-apa. Cairan yang keluar tadi, lalu dibersihkan memakai kain kasa dan betadine yang dibeli sendiri di apotek,” tuturnya. Namun lama kelamaan, cairan yang ke luar tersebut berbau tak sedap. “Takut akan terjadi apa-apa, kami bawa lagi ke rumah sakit," beber warga Lr Sintren, Kelurahan 2 Ulu, Kecamatan SU I ini. Lalu, anaknya kembali jalani operasi kedua. Tapi, pascaoperasi, tetap saja keluar cairan dari bekas operasi pada perut anaknya. Kemudian dilakukan operasi ketiga, tapi kondisinya tetap sama. BACA JUGA : Ini dia Syarat Wajib Shalat yang Harus Kalian Ketahui Sebagai Seorang Muslim
Setelah operasi ketiga, baru dokter memberikan pilihan. Apakah mau dilakukan operasi kembali, atau usus Desfa akan dipotong. “Ini yang membuat saya kesal, kenapa hal ini tidak dilakukan dari awal. Sudah tiga kali operasi,” sesalnya.Herman lalu memilih opsi agar usus anaknya dipotong saja, namun dokternya bilang bahwa rumah sakit tersebut tidak memiliki dokter bedah anak. Hingga akhirnya Desfa dirujuk ke RS Hermina. “Rupanya dari Hermina merujuk anak kami ke RSMH,” tandasnya.
Humas RSUD Palembang Bari, Rully mengungkapkan, dari hasil evaluasi dan investigasi internal yang dilakukan secara menyeluruh, tindakan medis yang dilakukan tim medis terhadap Desfa selama pasien dirawat sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP). Tindakan juga dilakukan para tenaga medis yang berkompeten.“Kami tetap menjalani komunikasi dengan keluarga Desfa berkaitan dukungan layanan lanjutan," ulasnya. Meski saat ini pasien sudah dirujuk ke RSMH, pihaknya tetap melakukan monitoring sebagai bentuk dukungan terhadap pihak keluarga pasien. "Secara kontinyu kami terus berkomunikasi dengan mereka," pungkasnya. (*/afi)
Kategori :