Lanjutnya, pemberian polio tetes diberikan pada bayi usia 1-4 bulan dan polio suntik pada usia 4 bulan yang mampu memberikan perlindungan penuh terhadap virus polio."Sesuai laporan perkembangan KLB (Kondisi Luar Biasa) Polio, dari 30 Provinsi dan 415 Kabupaten/Kota di Indonesia Masuk dalam Kriteria Risiko Tinggi,"ungkapnya.Lebih jauh dijelaskan, Individu yang membawa virus polio dapat menyebarkannya melalui kotoran mereka selama berminggu-minggu, bahkan jika mereka sendiri tidak menunjukkan gejala. BACA JUGA : Buat yang Suka Ilmu Kimia, Yuk Kenali Lebih Dalam Apa Itu Teknologi Pangan Setelah virus memasuki tubuh seseorang, virus menginfeksi sel-sel tenggorokan dan usus. Virus tetap berada di dalam usus, sebelum menyebar ke area lain di tubuh. Selanjutnya, virus bergerak ke aliran darah di mana ia dapat menyebar ke seluruh tubuh. Menurut dr. Julius meskipun polio dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian, sebagian besar orang yang terinfeksi virus tidak sakit dan tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi.
Gejala polio pada anak seperti, gejala poliomielitis abortif mirip dengan banyak penyakit lainnya. Mulai tiga hingga tujuh hari setelah terinfeksi dan bertahan beberapa hari. Gejala poliomielitis abortif meliputi, Kelelahan, Demam, Sakit kepala, Muntah, Diare atau sembelit, Sakit tenggorokan.Ada juga yang mengalami gejala dari virus polio mengidap jenis polio non paralitik. Gejalanya sama dengan polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan (abortive polio), tetapi ada beberapa tambahan. Tanda dan gejala polio pada anak yang dapat berlangsung hingga 10 hari, meliputi, Demam, Sakit tenggorokan, Sakit kepala, muntah, Kelelahan, Sakit punggung atau kekakuan, Sakit leher atau kaku, nyeri atau kaku pada lengan atau kaki, Kelemahan atau nyeri otot Selain itu, tanda dan gejala awal polio paralitik yaitu demam dan sakit kepala, seringkali mirip dengan polio non paralitik. Namun, dalam seminggu, tanda dan gejala lain muncul, di antaranya yaitu, Hilangnya refleks, Nyeri atau kelemahan otot yang parah dan Anggota badan yang kendur dan terkulai (paralisis flaccid).
"Tidak ada obat khusus untuk mengobati polio. Jika anak menderita polio lumpuh, anak akan menerima terapi fisik. Jika otot pernapasan melemah atau lumpuh, anak membutuhkan ventilasi mekanis, sebuah mesin yang membantu seseorang bernapas,"jelas ketua IDA cabang Sumsel ini.Katanya, cara terbaik untuk mencegah polio dengan mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi biasanya dilakukan pada masa kanak-kanak. "Jika anak tidak divaksinasi sebagai seorang anak atau tidak tahu setelah dewasa apakah pernah melakukannya, tanyakan kepada penyedia layanan kesehatan terdekat apakah harus divaksinasi,"tukasnya(nni)
Kategori :