Mengenal Lebih Dekat Adi Zahri, Kepala Dinas Kominfo Kota Palembang
SUMATERAEKSPRES.ID - Terhitung 26 Juli 2024, Adi Zahri yang semula menjabat Plt resmi dilantik menjadi Kepala Dinas Kominfo Kota Palembang oleh Pj Wali Kota Palembang, Dr Ucok A Damenta. Di kalangan awak, ia terkenal sosok yang humble dan akrab. Seperti apa kisahnya?
Agustina Saridewi - PALEMBANG
Tigapuluh satu tahun sudah Adi Zahri berkarier sebagai PNS atau sejak tahun 1993 hingga saat ini. Artinya masih 8 tahun lagi baginya untuk terus mengabdikan diri sebagai ASN hingga masa pensiun. Jauh sebelum dipercaya menjadi Kepala Dinas Kominfo, Adi Zahri nyatanya menapaki karier dari jabatan ASN paling bawah.
Dirinya memulai karier sebagai PNS usai tamat SMA tahun 1993 di TVRI Sumsel. “Pertama kali saya bertugas menjadi wartawan atau tepatnya kameramen Stasiun TV Milik Pemerintah TVRI Sumatera Selatan. Jadi walaupun ASN, posisi saya sebagai wartawan sebenarnya sama dengan teman-teman media setiap hari di lapangan,” ujarnya, kemarin.
Dikatakan, selama menjalankan tugas sebagai wartawan dirinya biasa melakukan tugas peliputan berbagai jenis, baik kriminalitas, pemerintahan, politik, dan lain-lain karena memang untuk TVRI, penugasan wartawan sedikit berbeda dengan media cetak/elektronik.
BACA JUGA:Kominfo Dorong UMKM Menuju Era Digital Melalui Program Teknologi 2024
"Kita tidak dibagi bidang liputan, jadi semua masuk. Kalau media cetak kan biasanya ditugaskan di pos tertentu," katanya. Karena itu, ragam pergaulan di kalangan awak media kala itu dirinya kenal luas, sebab sehari-hari bertemu ketika tugas bersama. "Kalau tahun-tahun saya dulu baru ada wartawan televisi dan koran saja, belum ada online seperti sekarang," tambahnya.
Dengan ragam berita yang digarap, tentu banyak pengalaman yang dirasakan mulai dari yang menegangkan, haru, hingga tidak terduga. "Pernah ke China ikut delegasi bersama Wali Kota dan rombongan sekaligus liputan, liputan kerusuhan 98 di Palembang dan Senayan, ke Aceh saat bencana tsunami hingga pernah diculik atau ditahan warga saat pembebasan lahan pembangunan JSC (Jakabaring Sport City)," ungkap ayah satu anak ini.
Saat ke China ikut delegasi, dirinya kala itu membawa kamera besar sempat tertahan di Imigrasi Bandara China karena dianggap mencurigakan. "Dulu China itu masih sangat konservatif, belum secanggih sekarang. Kala itu saya ingat sekali mereka sempat terheran-heran melihat kamera besar yang kita bawa. Kalau sekarang kita yang terheran melihat kemajuan teknologi mereka," jelasnya.
Liputan di Aceh, ia sekaligus mengantarkan bantuan donasi yang dikumpulkan Pemerintah Kota Palembang kala itu. "Karena liputan kemanusiaan bencana Tsunami sekalian ikut rombongan antarkan bantuan ke Aceh ini. Saya dapat penghargaan relawan," tambahnya. Bertugas di TVRI Sumsel dijalani pria kelahiran Desa Seleman, OKU ini selama periode 1993-2014. Selama periode tersebut, dirinya sebagai wartawan TV pemerintah juga sempat diremehkan.
BACA JUGA:Kementerian Kominfo RI Bersih dari Judi Online. Komitmen 100% untuk Memberantas Praktik Berbahaya
BACA JUGA:Ini Dia Langkah Strategis Dinkominfo Muba Perkuat Keamanan Informasi dengan Konsultasi BSSN
"Karena TVRI dulu ada kesan punya pemerintah, pernah juga diremehkan. Tapi itu justru menjadi motivasi, semangat lebih maju ke depan," ujar ayah dari Azelia Zahri ini. Setelah dari TVRI, barulah tahun 2014 dirinya masuk ke Pemkot Palembang bagian hubungan masyarakat (humas). "Masuk humas Pemkot jabatan awal Kasubag Hubungan Media," ujar pria kelahiran 17 Juli 1972 ini.