PRABUMULIH, SUMATERAEKSPRES.ID - Kota Prabumulih merupakan salah satu kota kecil di Sumatera Selatan. Kendati sudah menyandang status kota, namun wilayah yang dikenal dengan sebutan kota nanas ini masih terdapat beberapa desa, paling banyak tersebar di Kelurahan Rambang Kapak Tengah.
Prabumulih, juga merupakan salah satu kota kecil namun kaya akan adat budaya. Bahkan, di desanya pun kerap kali mengadakan sedekah dusun.
Salah satunya tari Pembauran yakni tarian pemersatu 2 keluarga pengantin. Tari Pembauran ini menjadi salah satu tradisi yang saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat Kota Prabumulih.
Tari Pembauran merupakan sebuah tradisi yang telah dilakukan secara turun temurun, waktu ke waktu serta memiliki keunikan dan kekhasannya sendiri.
Hampir di kelurahan desa di Kota Prabumulih tradisi tari Pembauran dilakukan dan merupakan sebuah tradisi yang populer.
Tujuan tari ini diadakan untuk menyatukan keluarga besar dari mempelai perempuan dan mempelai laki-laki serta sebagai sambutan bagi para tamu yang hadir.
Tari pembauran dilakukan oleh keluarga besar dari dua pengantin, seperti uwak, mamang, bibik dan akan membentuk sebuah lingkaran sambil mengelilingi pengantin yang berada di tengah tengah lingkaran.
Cara tarinya pun tidak susah dan simple. Biasanya keluarga yang telah menaiki panggung dan telah membentuk lingkaran akan mengelilingi kedua pengantin sambil bertepuk tepuk tangan mengikuti irama dari alunan musik.
BACA JUGA:Pentingnya Melestarikan Pusaka Berbahan Besi: Pelajaran dari Al-Quran dan Sunnah!
BACA JUGA:Lestarikan Budaya Lokal, Siap Gelar Festival Embung Senja
Tari ini biasanya diiringi dengan lagu Cari Cari Sikumbang Cari, dengan diadakannya tari Pembauran ini akan mempererat tali silaturahmi antar dua keluarga besar.
Tari Pembaruan akan tetap lestari jika kita sebagai masyarakat Prabumulih terus melakukan tari Pembauran saat adanya acara pernikahan. (chy/)