Lalu, tumbuhan tersebut mati dan tidak terdekomposisi sempurna karena kurangnya oksigen.
Tumbuhan yang mati ini merupakan bahan organik yang membuatnnya menjadi gambut.
Prosesnya cukup lama dan lambat dimana penambahan gambut sendiri hanya sekitar 1 milimeter dalam satu tahun.
Oleh karena itu butuh waktu ribuan tahun untuk membentum tanah gambut dengan kedalaman yang signifikan
BACA JUGA:Misteri di Balik Suling Bambu: Siapa Penemunya yang Sebenarnya? Ini Jawabannya!
BACA JUGA:Keutamaan Membaca 3 Surah Ini di Hari Jumat, Pahala Melimpah!
2. Lahan Gambut Tersebar di Indonesia
Lahan gambut sangat banyak di Indonesia dimana mayoritasnya berada di pulai sumatera dan kalimantan.
Peran gambut sendiri bukan hanya lokal namun juga secara global.
Lahan gambut sendiri sangat luas dan beragam, seperti hutan gambut atau pun yang dikelola menjadi lahan pertanian.
Lahan gambut juga menjadi habitat berbagai spesies.
Meskipun memiliki manfaat yang banyak, keberadaannya kerap terancam karena pembakaran dan difungsikan sebagai lahan perkebunan.
3. Kedalamam Gambut
Tanah gambut memiliki kedalaman lebih dari 300 cm sehingga mampu menyimpan karbon yang besar sehingga peran pentingnya dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
Secara alami tanah gambut memiliki kandungan basa yang rendah dan lebih masam.
Namun, tanah ini dapat menjadi lebih subur apabila dikelola dengan baik.