SUMATERAEKSPRES.ID - Panjat pinang merupakan salah satu mainan tradisional yang telah mengakar dalam budaya Indonesia.Panjat pinang ini biasanya selalu ada dalam perayaan kemerdekaan RI. Sejarah panjat pinang sangatlah kompleks, hal tersebut membuat permainan tersebut masih eksis hingga sekarang.
Dilansir dari era.id, tradisi panjat pinang memiliki akar yang berhubungan dengan zaman penjajahan Belanda. Pada masa itu, lomba panjat pinang sering diadakan oleh orang Belanda sebagai bagian dari acara besar seperti perayaan pernikahan atau hajatan lainnya. Meskipun demikian, lomba ini melibatkan peserta dari kalangan pribumi.
Asal mula panjat pinang juga berkaitan dengan peringatan Koninginnedag atau Hari Ratu di Belanda. Setiap tanggal 31 Agustus, perayaan ini digelar untuk memperingati kelahiran Ratu Belanda, Wilhelmina Helena Pauline Marie van Orange-Nassau.
BACA JUGA:Tidak Sampai 1 Bulan Lagi, Panjat Pinang Kemerdekaan Target 79 Batang Meriahkan HUT Kemerdekaan RI
BACA JUGA:Bakal Meriah, Panjat Pinang 79 Batang
Masyarakat Hindia Belanda (Indonesia) pada waktu itu diharapkan berkumpul untuk merayakan momen ini dengan berbagai festival, karnaval, pasar kaget, dan termasuk lomba panjat pinang. Tradisi ini dalam bahasa Belanda dikenal dengan sebutan "de Klimmast," yang berarti memanjat tiang.
Sejarah mencatat panjat pinang sudah ada sejak tahun 1930-an, seperti yang diungkapkan dalam buku "Hiburan Masa Lalu dan Tradisi Lokal" oleh Fandy Hutari. Lomba panjat pinang menjadi daya tarik dalam berbagai perayaan seperti pernikahan, kenaikan jabatan, dan ulang tahun.
Meskipun terlihat sederhana panjat pinang memerlukan usaha keras, kerja sama tim, dan strategi khusus. Peserta lomba dibagi menjadi beberapa regu yang bergantian memanjat pohon pinang setinggi 5-9 meter, yang biasanya sudah diolesi minyak sebagai pelumas.
Upaya mereka adalah untuk mencapai hadiah yang ditempatkan di puncak pohon pinang. Hadiah yang diperoleh dari panjat pinang umumnya berupa bahan makanan seperti beras, tepung, roti, keju, gula, dan pakaian.
BACA JUGA:Momen Branding-Promosi Produk Bank SumselBabel, Support Panjat Pinang Kemerdekaan 18 Agustus
Pada waktu itu, hadiah semacam itu dianggap mewah bagi masyarakat pribumi. Peserta lomba adalah orang-orang pribumi, sementara para orang Belanda (meneer-meneer) menjadi penonton yang tertawa melihat upaya warga lokal dalam memanjat pohon pinang dengan penuh semangat.
Lomba panjat pinang ini tak hanya sebagai ajang menguji keberanian dan ketangguhan peserta, melainkan juga berperan dalam memperkuat ikatan sosial di antara warga.
Makna simbolis dari lomba panjat pinang memiliki kedalaman yang mengesankan.
BACA JUGA:Pemkab Muba Support Panjat Pinang 79 Batang. Terbanyak di Indonesia, Kebanggaan untuk Sumsel
Pohon pinang menjadi lambang dari tekad tinggi yang harus diupayakan bersama untuk mencapai tujuan yang lebih besar, seperti kemerdekaan. Partisipasi kolektif para peserta dalam meraih hadiah di puncak mencerminkan semangat gotong-royong dan persatuan yang vital dalam perjuangan mencapai tujuan bersama, sejalan dengan semangat kemerdekaan.
Lomba ini juga mengandung pelajaran akan arti penting ketekunan serta tekad dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan.