JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama dengan tiga lembaga pendidikan Filipina.
Yaitu the Commission on Higher Education (CHED), the Department of Education (DepEd), dan the Technical Education and Skills Development Authority (TESDA), telah mengadakan Kelompok Kerja Bersama (Joint Working Group/JWG) di Bidang Pendidikan.
Pertemuan ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi kerja sama antara Indonesia dan Filipina dalam pendidikan tinggi dan pendidikan kejuruan.
Dalam JWG ini, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Abdul Haris, menyampaikan pentingnya evaluasi dan eksplorasi potensi kedua negara. Beberapa potensi kolaborasi yang dibahas meliputi:
BACA JUGA:Kuliner Wajib Coba di Bumi Bende Seguguk: Ayam Penyet Tresno dengan Sambal Manis Pedas, Maknyus!
BACA JUGA:Sayangkan Pelepasan Stiker dan Plang, Klaim Lahan Milik Ahli Waris
• Pertukaran Mahasiswa: Meningkatkan kemitraan antar perguruan tinggi dan mendorong pertukaran mahasiswa.
• Etika GenAI: Berbagi pengetahuan terkait penggunaan Generative Artificial Intelligence (GenAI) dalam pendidikan tinggi.
• Konsorsium Perguruan Tinggi: Mendirikan konsorsium perguruan tinggi dalam bidang STEM, perhotelan, kesehatan, dan industri halal.
• Joint Education Program: Kolaborasi dalam program pendidikan bersama antara Indonesia dan Filipina di bidang industri halal.
BACA JUGA:GEGER! Oknum Kades di OKI Digrebek Warga, Diduga Berbuat Mesum dengan Tetangganya yang Masih Remaja
Selain itu, Kemendikbudristek mengelola tiga program mobilitas mahasiswa Indonesia, termasuk Indonesian International Student Mobility Award (IISMA), International Credit Transfer (ICT), dan ASEAN International Mobility for Students (AIMS).
Dalam dua tahun terakhir, beberapa universitas di Filipina telah berpartisipasi dalam program ini, dengan jumlah universitas yang terlibat meningkat dari tahun ke tahun.
Proses pertukaran mahasiswa melibatkan beberapa tahap.