PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Jumlah titik panas (hotspot) di Sumatera Selatan (Sumsel) meningkat signifikan seiring mendekati puncak musim kemarau. Di Juli ini, tercatat 282 titik.
Padahal, Juni lalu sempat turun di angka 85 titik. Meski fluktuatif, memang trennya meningkat. Januari 70 hotspot, Februari hanya 15 hospot, Maret naik lagi jadi 77 hotspot, April 84 hotspot, dan Mei 109 hotspot.
Total sejak Januari-Juli sudah 722 hotspot. Dari 282 hotspot selama Juli, terbanyak di Musi Banyuasin (64 hotspot), Muara Enim (54 hotspot), Musi Rawas (41 hotspot), dan Musi Rawas Utara (25 hotspot).
Secara total per tahun, hotspot terbanyak tercatat pada saat bencana asap melanda Sumsel 2015 lalu. Ketika itu, ada 27.043 hotspot di Sumsel. Kemudian 2021 terdapat 2.794 hotspot, 2022 terdapat 2.364 hotspot dan 2023 meroket lagi dengan jumlah 20.547 hotspot.
"Sesuai prediksi BMKG, Juli dan Agustus akan terjadi kemarau dan peningkatan hotspot,” kata Kalaksa BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana SSTP MM, kemarin (24/7). Sementara tertinggi pada Selasa (23/7) lalu, ada 62 hotspot. Sebarannya, tiga titik di lahan gambut dan 59 titik lainnya di lahan mineral.
BACA JUGA:Airlangga Hartarto Irup Apel Siaga Karhutla di Sumsel. Kerahkan 1.200 Personel-Peralatan Pemadam
BACA JUGA:Belum Terdeteksi Hotspot, OKI Siapkan Patroli dan Teknologi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Karhutla
Ditambahkan Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, tiga hari terakhir terjadi lonjakan signifikan jumlah hotspot, mencapai 98 titik. "Hotspot di lahan gambut hanya terjadi pada Selasa lalu, dengan tiga titik terdeteksi di Musi Banyuasin, Musi Rawas, dan OKI," kata dia.
Menurut Sudirman, mayoritas hotspot masih terjadi di lahan mineral. "Kita akan terus pantau dan mengimbau agar masyarakat tidak membakar lahan," pungkas dia.
Saat ini, sudah tujuh pemerintah daerah yang telah meningkatkan status siaga darurat karhutla. Yakni Muba, Banyuasin, OKI, Ogan Ilir, OKU dan OKUS. Pemprov sudah lebih dulu menetapkan status itu.
“Enam kabupaten yang menaikkan status siaga merupakan daerah yang rentan terhadap karhutla," tambah Sudirman. Ada pula daerah rawan lain yakni Muara Enim, PALI, OKU Timur, Mura, Muratara, dan Lahat.
"Total ada 12 daerah di Sumsel yang rentan karhutla. Kita masih menunggu kabupaten lain untuk meningkatkan status siaga," jelasnya.
Berdasarkan laporan ke BPBD Sumsel, beberapa daerah sudah mengalami kejadian karhutla. Di Banyuasin, tercatat ada 8,4 hektare lahan yang terbakar di beberapa kecamatan. Di Muba sudah 46 hektare lahan gambut di Muara Medak Bayung Lencir yang terbakar. Sedangkan di Ogan Ilir, terbakar sudah 44 hektare lebih.