JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 melalui pendidikan vokasi.
Mereka menyelenggarakan kegiatan Rembuk Pendidikan Vokasi dengan tema Skills Indonesia 2045 untuk menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul, kompeten, dan berdaya saing.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, menekankan pentingnya pendidikan vokasi yang responsif, relevan, inklusif, inovatif, dan efektif untuk menghadapi tantangan global dan perubahan kebutuhan keterampilan kerja.
Prinsip dasar dari SkillsIndonesia 2045 adalah inklusif, non-diskriminatif, dan memastikan semua warga Indonesia dapat menjadi pemelajar sepanjang hayat.
BACA JUGA:Viral di Medsos, 2 Pemuda Baturaja Dibegal di Martapura, Motor dan Hape Kena Rampas
BACA JUGA:Bank BRI Kanca Palembang A Rivai Beri Bantuan Renovasi Dua Rumah Tak Layak Huni
pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri di Indonesia. Uuf Brajawidagda, Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), menyatakan bahwa dalam empat tahun pertama Mitras DUDI, telah diluncurkan 197 skema okupasi di tingkat nasional dan lebih dari 1 juta alumni SMK berpartisipasi dalam penelusuran lulusan.
Di tingkat wilayah, telah terbentuk ekosistem kemitraan di 27 provinsi dengan lebih dari 8200 kesepakatan yang memetakan potensi wilayah.
Uuf menekankan pentingnya membangun ekosistem kemitraan pendidikan vokasi yang berkelanjutan dan organik untuk mencapai keselarasan yang berkualitas tinggi dengan dunia kerja.
Beberapa hasil studi yang disampaikan oleh Uuf termasuk studi keselarasan SMK dengan potensi ekonomi daerah di 38 provinsi, studi tentang future of jobs, pelaksanaan ekosistem kemitraan di 27 provinsi, studi kasus di 7 kawasan ekonomi khusus, dan tracer study kebekerjaan dan mobilitas lulusan SMK.
BACA JUGA:Manfaat Kumis Kucing untuk Kesehatan: Solusi Alami untuk Batu Ginjal dan Masalah Kesehatan Lainnya!
Dari studi keselarasan di 38 provinsi, ditemukan bahwa keselarasan masih bervariasi di antara daerah, dengan beberapa daerah seperti Bali dan Kepulauan Riau menunjukkan keselarasan yang cukup tinggi.