Sehingga selama menjadi Bupati Muratara definitif yang pertama periode 2016-2021, Syarif Hidayat sudah melakukan pembangunan fisik dan non-fisik untuk Muratara. Apa saja?
Pembangunan Fisik:
1. Jembatan permanen hampir 40 unit. Terbanyak ke Ulu Rawas 20 unit jembatan, Rawas Ilir, Rawas Ulu, dan Nibung, Kecamatan Karang Dapo.
2. Bangun baru puskesmas 8 unit standar Kementerian Kesehatan (Kemenkes), di 7 kecamatan.
3. Bangun 3 rumah sakit umum. Sebab unit bangunan warisan Musi Rawas, sudah goyang. Tidak dapat dimanfaatkan, sehingga dirobohkan dan bangun baru standar kesehatan.
4. Sarana air bersih di 7 kecamatan, dan Pamsimas di beberapa desa.
5. Penerangan listrik PLN sudah 100 persen masuk di setiap desa, ada 82 desa dan 7 kelurahan.
6. Membentuk Mapolres Muratara yang definitif. Sebab untuk kepentingan keamanan, harus pisah dari Polres Musi Rawas, dengan segala sarananya. Dia menghadap Kapolri kala itu Jendral Pol Tito Karnavian, disetujui dan mendapatkan rekomendasi.
7. Mempercantik keindahan ibu kota Kabupaten Muratara, dengan lampu jalan yang indah, termasuk di Lawang Agung.
8. Membebaskan 215 hektare lahan untuk komplek perkantoran.
9. Membangun kantor pemerintahan di komplek yang baru (belum ditempati).
10. Mmbangun rumah adat/ kantor lembaga adat di setiap kecamatan.
11. Menyelesaikan pembangunan jambatan permanen Sungai Rawas, di Desa Biaro (melanjutkan pembangunan oleh Pemkab Mura, sebelum pemekaran Muratara).
12. Membebaskan lahan untuk jalan menuju komplek perkantoran dari pinggir jalan lintas di Kelurahan Muara Rupit, dengan lebar 50 meter dan panjang 250 meter. Tujuannya memperindah ibu kota Muratara, dan transportasi ke perkantoran lancar.
13. Perbaikan jalan dan pemeliharaannya, menjaga tranportasi masyarakat tetap lancar.
14. Membangun gapura selamat datang di Kabupaten Muratara, sebagai pertanda bertetangga dengan kabupaten induk, Musi Rawas.
15. Upaya membangun Gardu Induk (GI), dengan melobi PLN Sumbagsel dan dsetujui. Peralatan trafo ukuran besar sudah tiba di lokasi, para pekerja mulai membangun pondasi dan sebagainya. Namun tidk dilanjutkan, karena informasinya ada peralatan dirusak orang yang tidak bertanggung jawab.
16. Tetap berkoordinasi dan melapor kepada Gubernur Sumsel, tentang kondisi jalan provinsi agar terpelihara dengan baik.
17. Berkoordinasi dengan Kepala Balai Besar Bina Marga Wilayah Sumsel, terkait tentang kondisi jalan Nasional.
Pembangunan Non-Fisik:
Sebagai kabupaten yang baru ‘mekar’, agar semerbak maka harus dikelola dengan baik. Sehingga mekar dengan aroma harumnya dapat dinikmati masyarakat Muratara sendiri. Semerbak harumnya sampai juga ke daerah luar Muratara.
1. Memberi kesempatan bagi putra-putri Muratara kuliah di Institut Petanian Bogor (IPB). Seleksi di Muratara, Tim dari IPB datang langsung ke Muratara. Ratusan orang yang ikut tes, lulus 30 orang dengan berbagai jurusan , ada jurusan dokter peternakan. Mendidik SDM yang andal, adalah kepentingan Daerah Otonomi Baru ( DOB ).
2. Ada 11 anak kuliah di Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, dari rekomendasi Pemkab Muratara. Salah satunya anak dari suku anak dalam (SAD), yang mengambil jurusan kebidanan.
3.Mmengirim ratusan santri ke pondok pesantren ternama di Palau Jawa, dan Padang Panjang.
4. Ibadah umrah bagi mantan P3N, para pengurus masjid, ustaz, tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga tenaga kebersihan.
5. Memberikan bantuan hibah ke masjid, dan pondok pesantren.
6. Memberangkatkan umrah, bagi peserta MTQ, STQ, yang masuk final (juara 1 , 2 dan 3, putra-putri)
7. Sukses menyelenggarakan STQ tingkat Provinsi Sumsel, dimana kotingen Muratara meraih juara.
8. Mmenyelenggarakan pendidikan anak usia dini ( PAUD), serta membangunkan gedung untuk PAUD .
9. Menyelenggarakan majelis taklim, dan istiqosah rutin.
10. Memperoleh piagam penghargaan dari Pangdam II/Sriwijaya, atas pembangunan kantor Koramil Ulu Rawas dan Nibung, beserta kendaraan operasionalnya.
11. Mendapatkan piagam penghargaan dari Kapolda Sumsel, atas terbentuknya Mapolres Muratara definitif, dan pembangunan gedung Mapolres Muratara beserta fasilitasnya.
12. Kabupaten Layak Anak (KLA) dengan kegiatan mendidik 117 anak-anak dari suku anak dalam (SAD) di semua jenjang pendidikan formal dan non formal. Program ini menarik perhatian Menteri Sosial (Mensos) RI kala itu, sehingga istri Mensos pada Oktober 2019. Sayangnya rencana kunjungan Ibu Negara pada April 2020, dibatalkan karena masih pandemic Covid-19. Sehingga kemudian Muratara mendapat penghargaan dari menteri, dan Ketua TP-PKK Muratara diundang ke Istana Negara Jakarta, pada HUT Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus.
13. Mendapatkan penghargaan dari Menteri Agama, dan dari kepala BKKBN pusat.
14. Berhasil menangani Covid-19 secara terpadu seluruh elemen jajaran Pemkab Muratara dan forkopimda Murarata, mahasiswa, siswa , tokoh agama, tokoh pemuda. Sehingga Kabupaten Muratara dinyatakan zona hijau pertama di Sumsel pada Juli tahun 2020.
15. Meraih banyak penghargaan bagi Pemkab Muratara, kurun waktu 2016 – 2021.
Capaian Non-Fisik lainnya :
1. Membebaskan hak rakyat dari HGU PT Dendy Marker Indah Lestari, sebanyak 3.000 hektare untuk masyarakat, dan 1.000 hektare untuk pemerintah daerah, di lokasi sepanjang jalan lintas sumatera dari jembatan Mandang ke arah Desa Batu Gajah.
2. Membebaskan hak rakyat Karang Dapo, berupa 437 hektare plasma dari perusahaan sawit Agro (Dendy Marker Indah Lestari)
3. Membebaskan hak rakyat Desa Biaro, plasma dari BSS.
4. Menyelesaikan lahan hak SAD, dengan perusahaan sawit PTPP Lonsum di Nibung, atas persetujuan Komisi IV DPRI.
Capaian Prestasi Muratara 2016-2021
Drs HM Syarif Hidayat MM, awal menjabat Bupati Muratara pada menjabat 17 Februari 2016. Dia menjadi Bupati Muratara definitif yang pertama, di Daerah Otonomi Baru (DOB) tersebut. Satu periode menjabat Bupati Muratara, Syarif Hidayat membuat Muratara dikenal kancah nasional, dengan berbagai prestasi yang diraih.
Seperti pada tahun 2017, di usianya yang ke-4 tahun, Kabupaten Muratara dinilai sebagai Daerah Otonom Baru (DOB) berkinerja terbaik di Indonesia bagian barat. Bupati Muratara Syarif Hidayat pun menerima penghargaan dari Menteri Dalam Negeri yang diwakili Dirjen Otonomi Daerah DR Sumarsono.
Penghargaan itu atas capaian peningkatan di bidang kebutuhan dasar. Seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Penilaian Kemendagri saat itu, contoh di bidang kesehatan. Sudah adanya RSUD Rupit meski masih kelas D, tapi sudah memiliki beberapa orang dokter spesialis.
Masih di Tahun 2017, Bupati Muratara Drs HM Syarif Hidayat MM, juga mendapat pengharaan Character Building Development dari KG Award. Dimana Syarif Hidayat dianggap sukses membuat kebijakan dalam pembangunan karakter di Kabupaten Mutarara.
Prestasi tak kalah membanggakan, di tahun 2018. Kabupaten yang berslogan Beselang Serundingan, meraih pengharaan sebagai DOB berkinerja terbaik ke-2, dari 14 DOB se-Indonesia kala itu.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero, juga memberikan penghargaan kepada Bupati Muratara Drs HM Syarif Hidayat MM pada tahun 2018. Bertepatan peringatan Hari Listrik Nasional (HLN) ke-73, pada acara yang berlangsung 2 November 2018. Penghargaan itu diberikan atas kelancaran operasional kelistrikan PLN di Kabupaten Muratara, di masa kepemimpinan Drs HM Syarif Hidayat MM.
Tahun berikutnya, Bupati Muratara Drs HM Syarif Hidayat MM, menerima Anugerah Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2019. Penghargaan diberikan bertepatan peringatan Hari Anak Nasional (HAN), pada 15 Juli 2019 di Jakarta.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMD-P3A) Kabupaten Muratara kala itu, Hj Gusti Rohmani, menjelaskan Anugerah KPAI Tahun 2019 itu kategori Kabupaten memiliki komitmen dan inovasi terhadap perlindungan anak.
Pada 2020, Pemerintah Kabupaten Muratara meraih nilai 50,02 atau dengan predikat CC, dari hasil evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Tahun 2019. Meningkat dari raihan tahun 2018, dengan nilai 31,73 atau dengan predikat kategori C.
Di pengunjung masa jabatannya sebagai Bupati Muratara, pada 2021 Drs HM Syarif Hidayat meraih 2 penghargaan sekaligus. Penghargaan dari Menteri Agama, atas dedikasinya sebagai Kepala Daerah Peduli Pendidikan Tinggi Islam.