LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID-Gara-gara utang, terjadi cekcok dalam keluarga. Hal ini yang diduga melatarbelakangi seorang pria di Lubuklinggau nekat akhiri hidupnya. Dengan cara gantung diri.
Korban, Heriyadi (34), warga Jl Sejahtera, Kelurahan Taba Cemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur I. Kejadiannya Minggu (14/7) sekitar pukul 14.00 WIB di rumahnya. Persisnya di belakang Pondok Pesantren Al Fuqron, Kota Lubuklinggau.
BACA JUGA:Benarkah Istri Gantung Diri di Teras Rumah? Suami Masih Diperiksa Polisi, Cari Motif Dugaan Lain
BACA JUGA:Geger, Penghuni Rutan di Prabumulih Tewas Gantung Diri
Kapolsek Lubuklinggau, AKBP Boby Kesumawardhana melalui Kapoksek Lubuklinggau Timur I, Iptu Rodhiman membenarkan adanya kasus gantung diri itu. "Iya, di Taba Jemekeh," katanya.
Informasinya, korban ditemukan pertama kali oleh istrinya, sekitar pukul 14.00 WIB. Dalam kondisi sudah tak bernyawa, tergantung dalam kamar.
"Untuk motif korban gantung diri kita belum tahu, karena pada saat kejadian yang berada di dalam rumah itu korban dan istrinya. Sedangkan tiga anaknya di luar rumah," katanya.
Kata Iptu Rhodiman, istri korban mengaku tidak tidur sekamar dengan sang suami. Korban di kamar atas, sedangkan istri dan anaknya di kamar bawah.
Namun sebelum mengakhiri hidup, korban sempat mengirimkan pesan singkat kepada beberapa kerabatnya. "Ku akhiri hidupku karne molut mak Pit.
Segale a ado solusi a, karne molut e aku nekat (Ku akhiri hidupku karena mulut Mak Pit. Segalanya ada solusi, karena mulut aku nekat)," isi pesan singkat korban ke kerabatnya.
Korban sempat mengirimkan kode sandi untuk membuka handphone-nya. "Dek, nak bukak sandi Kk 0813 26, untuk bukak aplikasi 3651," tulisnya.
Seorang kerabat korban, DG mengatakan, sebelum meninggal almarhum Heriyadi memang terlibat masalah utang. Hal itu mengakibatkan krisis finansial dan cekcok di keluarganya. (zul)